Tapi, entah kenapa, setelah tahun 2000 hampir tidak ada lagi grup lawak nasional yang mampu mengulang prestasi grup lawak sebelumnya.
Bukannya tidak ada acara lawak di layar kaca dan juga film komedi di layar lebar. Namun, pemainnya punya kelompok yang cair, tidak terikat sebagai grup formal.
Justru akhirnya, yang semakin berkembang saat ini adalah pelawak tunggal (sering juga disebut komika), seiring dengan digemarinya acara lomba pencarian bakat komika di beberapa stasiun televisi.
Pelawak tunggal yang ngetop, siapa lagi kalau bukan Cak Lontong, seorang insinyur yang lebih menekuni komedi dengan mempermainkan logika penonton.
Seperti telah ditulis di awal tulisan ini, ada jenis komedi lain yang juga menarik. Yang dimaksud adalah pertunjukan yang membuat penonton ngakak, padahal yang mengocok perut penonton bukanlah pelawak.
Itulah yang disebut dengan genre komedi situasi atau sering disingkat dengan sitkom. Yang menimbulkan kelucuan adalah situasinya.
Biasanya menceritakan kisah kehidupan sehari-hari yang orang lain pun mungkin sering mengalami, sehingga penonton merasa "ikut" dalam cerita tersebut.
Contoh paling sukses adalah film yang diproduksi pada tahun 1986 berjudul "Kejarlah Daku Kau Kutangkap".
Film karya sutradara Chaerul Umam ini dibintangi oleh Deddy Mizwar, Lidya Kandouw, Ikranegara, dan Ully Artha. Tak satupun di antara bintang itu yang pelawak.
Tapi, dengan kekuatan skenario dan tentu juga kepiawaian sutradara, film yang mengisahkan kesalahpahaman dalam rumah tangga pasangan muda itu, malah bikin penonton tertawa terpingkal-pingkal.
Untuk versi drama televisi, sitkom yang paling sukses adalah serial Bajaj Bajuri. Ini juga tentang kehidupan sehari-hari seorang supir bajaj bernama Bajuri yang tinggal di sebuah perkampungan padat penduduk di ibu kota.