Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Modal Pelawak Tak Harus Berlagak Gagap, Budek, atau Fisik Unik

6 Oktober 2021   17:20 Diperbarui: 6 Oktober 2021   17:27 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cak Lontong|dok. nakita.grid.id

Berbicara tentang komedi, ada banyak genre sebetulnya, tidak hanya sekadar komedi yang dibawakan oleh sebuah grup lawak dan pelawak tunggal atau stand up comedy.

Dulu, pada awal dekade 1970-an, grup lawak paling top adalah Kwartet Jaya yang beranggotakan Bing Slamet, Ateng, Iskak dan Eddy Sud.

"Otak" dari Kwartet Jaya adalah Bing Slamet, seorang seniman tulen yang selain menjadi pelawak juga seorang penyanyi.

Beberapa film komedi dengan Bing Slamet sebagai aktor utama, meledak di pasaran, seperti Bing Slamet Setan Djalanan (1972) dan Bing Slamet Dukun Palsu (1973).

Meskipun berumur pendek, meninggal pada tahun 1974 di usia 47 tahun, Bing Slamet diakui sebagai pelawak legendaris Indonesia.

Pada akhir dekade 70-an, muncul grup lawak yang lebih intelek karena semua angotanya berstatus mahasiswa dan kemudian mereka menjadi sarjana.

Grup dimaksud adalah Warkop Prambors yang terdiri dari Dono, Kasino, Indro dan Nanu.

Nanu kemudian mengundurkan diri, dan agar tidak menimbulkan dispute dengan pemilik nama Prambors (nama stasiun radio swasta di Jakarta), nama grup ini berubah jadi Warkop DKI yang juga menjadi inisial nama masing-masing anggotanya.

Film-film Warkop DKI yang diproduksi 2 kali setahun di dekade 1980-an, laris manis di bioskop. 

Apalagi, film tersebut sengaja diputar pada waktu yang tepat, yakni sekitar hari lebaran dan sekitar hari natal dan tahun baru.

Tentu masih banyak grup lawak lain yang berjaya pada era sebelum tahun 2000, seperti Grup Bagito, Empat Sekawan, Jayakarta, D'Bodors, Bagio CS, Srimulat, Patrio, dan sebagainya.

Tapi, entah kenapa, setelah tahun 2000 hampir tidak ada lagi grup lawak nasional yang mampu mengulang prestasi grup lawak sebelumnya.

Bukannya tidak ada acara lawak di layar kaca dan juga film komedi di layar lebar. Namun, pemainnya punya kelompok yang cair, tidak terikat sebagai grup formal.

Justru akhirnya, yang semakin berkembang saat ini adalah pelawak tunggal (sering juga disebut komika), seiring dengan digemarinya acara lomba pencarian bakat komika di beberapa stasiun televisi.

Pelawak tunggal yang ngetop, siapa lagi kalau bukan Cak Lontong, seorang insinyur yang lebih menekuni komedi dengan mempermainkan logika penonton.

Seperti telah ditulis di awal tulisan ini, ada jenis komedi lain yang juga menarik. Yang dimaksud adalah pertunjukan yang membuat penonton ngakak, padahal yang mengocok perut penonton bukanlah pelawak.

Itulah yang disebut dengan genre komedi situasi atau sering disingkat dengan sitkom. Yang menimbulkan kelucuan adalah situasinya.

Biasanya menceritakan kisah kehidupan sehari-hari yang orang lain pun mungkin sering mengalami, sehingga penonton merasa "ikut" dalam cerita tersebut.

Contoh paling sukses adalah film yang diproduksi pada tahun 1986 berjudul "Kejarlah Daku Kau Kutangkap".

Film karya sutradara Chaerul Umam ini dibintangi oleh Deddy Mizwar, Lidya Kandouw, Ikranegara, dan Ully Artha. Tak satupun di antara bintang itu yang pelawak.

Tapi, dengan kekuatan skenario dan tentu juga kepiawaian sutradara, film yang mengisahkan kesalahpahaman dalam rumah tangga pasangan muda itu, malah bikin penonton tertawa terpingkal-pingkal.

Untuk versi drama televisi, sitkom yang paling sukses adalah serial Bajaj Bajuri. Ini juga tentang kehidupan sehari-hari seorang supir bajaj bernama Bajuri yang tinggal di sebuah perkampungan padat penduduk di ibu kota.

Kelucuan bersumber dari konflik Bajuri (diperankan Mat Solar) dengan mertuanya (diperankan Nani Widjaja).

Selain itu, keluguan istri Bajuri, Oneng (diperankan Rieke Diah Pitaloka, belakangan dikenal sebagai politisi dari PDIP), juga sering bikin gerr.

Bajaj Bajuri ditayangkan di salah satu stasiun televisi pada tahun 2002 hingga 2007, kemudian juga beberapa kali ditayang ulang.

Sinetron bergenre sitkom yang relatif lebih baru yang juga menuai sukses adalah "Tetangga Masa Gitu?".

Tetangga Masa Gitu ditayangkan sebuah stasiun televisi dalam 593 episode, mulai 20 Maret 2014 hingga 29 Januari 2017.

Kisahnya berputar-putar pada dua pasangan suami istri yang bertetangga, yakni Adi-Angela (dimainkan Dwi Sasono dan Sophia Latjuba) dan Bastian-Bintang (dimainkan Dave Mahenra dan Chelsea Islan).

Dengan suksesnya beberapa sitkom di atas, jelaslah bahwa kelucuan tidak selalu butuh pelawak, jika ada naskah yang kuat. 

Hanya saja, pada sitkom, lucu bukan tujuan utama, melainkan sebagai efek dari situasi. Sedangkan lawakan, memang dari awal niatnya untuk melucu. 

Tapi, pelawak yang kreatif tak perlu pura-pura gagap, pura-pura budek, pakai dialek Batak atau Padang (padahal pelawaknya orang Jawa dan di telinga orang Batak atau Padang terdengar tidak pas), dan gaya "aneh" lainnya.

Tak perlu pula bermodal fisik yang rada unik (terlalu pendek, terlalu kurus, terlalu gemuk) yang kadang-kadang di-bully lawan mainnya agar lucu.

Sekali lagi, yang menjadi kunci adalah naskah atau skenario yang kuat. Naskah tersebut tidak harus cerita khusus komedi, tapi bisa dari kisah keseharian yang mengandung kelucuan.

Lebih bagus lagi bila yang diangkat adalah kisah yang berkarakter, sehingga juga berfungsi sebagai kritik sosial yang punya nilai edukasi.

Indonesia sepertinya masih membutuhkan penulis naskah komedi bermutu yang lebih banyak. Penulis komedi tidak harus seorang komedian.

Seorang yang pendiam tapi berbakat menulis dan senang mengamati kelucuan yang dijumpainya sehari-hari, bisa dilatih jadi penulis skenario komedi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun