Bayangkan, untuk membuat makanan keripik singkong, melibatkan banyak pihak, dari petani singkong, pedagang singkong, penjual minyak goreng dan aneka bumbu, pembuat kemasan kripik, penyedia aplikasi penjualan online, jasa ekspedisi, dan sebagainya.
Maka, disadari atau tidak, snacking economy telah jadi sandaran hidup banyak pelaku usaha dan tenaga kerja yang terlibat dalam mata rantai di atas.
Seperti ditulis kompas.id (9/9/2021), konsumsi, bisnis, dan perdagangan makanan ringan menjadi solusi ekonomi rakyat di tengah intaian naiknya pengangguran karena dampak pandemi Covid-19.
Pada tahun 2019, secara global nilai pasar camilan sebesar 491,4 miliar dollar AS. Setelah munculnya pandemi, pada tahun 2020 nilai pasar camilan memang turun menjadi 427,02 miliar dollar AS.
Tapi, secara umum bisa dikatakan bahwa ekonomi camilan masih bertahan dan bahkan jadi salah satu solusi ekonomi rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H