Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Yatim Piatu di Era Pandemi, Membantunya Tak Cukup Sekadar Materi

10 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 10 Agustus 2021   08:00 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi acara santunan bagi anak yatim piuatu|dok. pewarta.co

Dari layar kaca juga terlihat Presiden Jokowi mengirim hadiah sepeda untuk Vino. Si anak di depan kamera televisi terlihat gembira, mungkin karena ia belum paham benar seperti apa tantangan yang harus dihadapinya di masa depan tanpa kasih sayang orang tua.

Diperkirakan masih banyak kisah seperti Vino, bahkan mungkin lebih memilukan, yang tidak terpantau oleh media massa. Ya, pandemi telah banyak merenggut korban nyawa, membuat banyak anak-anak yang kehilangan orang tua.

Untunglah Kementerian Sosial mempunyai program untuk membantu anak yatim, anak piatu, dan anak yatim piatu, yang berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per 20 Juli 2021 berjumlah 11.045 orang.

Bantuan seperti apa yang akan diberikan Kementerian Sosial belum banyak terungkap. Jika berupa sembako atau uang tunai seperti yang diberikan pada orang dewasa, tentu lumayan membantu. Tapi, itu belum cukup untuk anak-anak yang ditinggal orang tua.

Kehadiran orang tua asuh yang dengan tulus menyayangi mereka, itulah yang paling dibutuhkan oleh anak yatim piatu. Atau, kalau tidak ada orang tua asuh, diharapkan kesediaan panti asuhan yang berfasilitas memadai, untuk menampung mereka.

Hanya membantu secara materi, tapi abai dengan sisi psikis anak-anak yatim piatu, dikhawatirkan akan membuat mereka tetap menderita. Di situlah peranan penting orang tua pengganti.

Kompas edisi Sabtu (31/7/2021) pada kolom "Psikologi" mengangkat topik yang relevan dengan kondisi anak-anak di era pandemi.

Jangankan anak-anak yang kehilangan orang tua, yang masih punya ayah dan ibu pun, besar kemungkinan merasakan kecemasan, karena terpengaruh dengan kecemasan orang tua agar tidak terpapar virus corona.

Nah, bisa jadi di antara pembaca ada yang kehilangan saudara dan sekarang harus bertanggung jawab terhadap keponakan, cucu, atau kerabat berusia anak-anak yang kehilangan orang tuanya.

Cara bertanggung jawab tersebut biasanya dengan menampung tinggal di rumah paman, kakek, atau kerabat si anak yatim piatu. 

Dalam hal ini, pihak penampung harus menyadari tugas mulia yang diembannya. Maka, orang tua pengganti jangan sampai merasa stres seolah ketiban beban berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun