Tapi, entah kenapa, dua kali saya coba masuk ke link tersebut, dua-duanya gagal. Terus saya diamkan saja, dengan harapan pada hari saya harus berkunjung, saya akan datang jauh lebih awal, agar bisa dibantu petugas mengisikan formulir tersebut.
Ternyata pas sampai di pintu lobi rumah sakit, terhadap pengunjung yang antre dengan posisi berjarak, setelah dicek suhu tubuhnya, dibolehkan mengisi formulir secara manual.
Isi formulir tersebut berupa pernyataan tentang kondisi kesehatan pasien, antara lain apakah pernah terpapar covid-19, apakah lagi isolasi, apakah pernah kontak yang terpapar Covid-19, apakah sudah divaksin, dan apakah punya gejala tertentu yang mirip gejala pengidap Covid-19.
Setelah saya melangkah ke dalam gedung, saya cukup kaget menyaksikan pengunjung yang antre lumayan panjang di depan pintu lift. Hanya ada dua unit lift, sehingga tidak sebanding dengan pengunjung.
Ruang tunggu poliklinik juga penuh. Saya awalnya terpaksa berdiri karena kursi yang tersedia sebagian diberi tanda silang yang berarti tidak boleh diduduki.
Mungkin karena saya datang di hari Sabtu, hari di mana orang kantoran punya waktu untuk konsul ke dokter. Namun, seingat saya, sebelum pandemi saya juga biasanya datang di hari Sabtu, tapi tidak seramai itu.
Dari pengamatan saya sekilas, pihak rumah sakit sudah berusaha mengawasi agar semua pengunjung mematuhi protokol kesehatan, khususnya agar tidak terjadi kerumunan.
Jadi, menurut saya, bagi yang harus berobat ke rumah sakit, tidak perlu takut. Hanya, memang dituntut untuk selalu waspada. Prosedur 3M harus dilakukan secara ketat.
Seperti diketahui, 3M tersebut terdiri dari memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan mencuci tangan menggunakan sabun atau dengan hand sanitizer.
Masing-masing rumah sakit tentu punya prosedur tersendiri, tapi pada intinya lebih ketat menyaring pengunjung dan mematuhi protokol kesehatan. Makanya prosedur yang harus diikuti pengunjung lebih ribet ketimbang sebelum pandemi.
Sebetulnya, yang ketakutan bukan hanya pasien atau pengunjung saja, tapi juga tenaga kesehatan atau petugas lainnya yang berada di rumah sakit. Jadi, semua sama-sama takut.