Tapi di pihak lain, si kekasih bisa juga karena dirasuki virus bucin, mau-mau saja diperbudak, dikekang, atau bahkan dieksploitir.
Bukankah itu namanya hubungan toksik, di mana satu pihak meracuni dan pihak lain diracuni?Â
Masalahnya, atas nama cinta, kedua pihak bisa saja tidak sadar terlibat dalam hubungan toksik.
Maka, perlu ada pengamat netral yang bisa menyampaikan saran kepada kedua pihak agar tercipta hubungan yang sehat tanpa disusupi racun.
Padahal, akhirnya semuanya takluk pada kehendak Tuhan. Maka, cinta yang paling hakiki adalah cinta kepada Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H