Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dilantik Jadi Menteri, Risma Berpeluang "Balas Dendam" kepada Khofifah?

23 Desember 2020   20:35 Diperbarui: 23 Desember 2020   22:27 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adu kekuatan dua emak-emak Jatim itu memang jadi perhatian publik. Sekarang, bagaimanapun juga Risma lagi "di atas angin". Khofifah telah mengucapkan selamat kepada Risma pada saat menyampaikan kata sambutan acara Musyawarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur di Sidoarjo, Selasa (22/12/2020). 

Risma sebetulnya saat Jokowi membentuk kabinet Oktober 2019 telah masuk nominasi sebagai menteri. Sewaktu pilgub DKI namanya juga masuk. Tapi Risma bukan tipe pemimpin yang punya ambisi politik. Ia ingin menuntaskan tanggung jawabnya sampai periode kepemimpinannya di Surabaya berakhir. Lagipula, ia pernah mengatakan tak ingin hijrah ke Jakarta.

Baik, selain Risma, menarik pula untuk melihat nama-nama lain yang juga dilantik menjadi menteri. Salah satunya adalah sosok yang populer di mata kaum milenial, Sandiaga Uno. Dengan demikian, Sandiaga kembali dapat panggung, meskipun tanpa pangung ia cukup aktif membina pelaku usaha mikro. Sandi merupakan nama yang selalu muncul dalam survei capres 2024. Jelas, menjadi menteri akan bisa dikapitalisasi untuk karir politik Sandi mendatang.

Budi Gunadi Sadikin yang jadi Menteri Kesehatan, menjadi perhatian publik karena ia bukan seorang dokter, melainkan bankir yang sukses. Akankah masalah kesehatan dilihat dari sisi ekonomi semata? Yang jelas dalam struktur Satgas Covid-19, Budi memimpin tim ekonomi. Apakah ini semacam sinyal bahwa di mata Jokowi, lebih mendahulukan soal ekonomi ketimbang kesehatan? Mudah-mudahan tidak begitu.

Untunglah, Budi didampingi seorang wakil menteri yang berlatar belakang dokter spesialis penyakit dalam. Jadi, dalam hal teknis kesehatan, tentu bisa dikonsultasikan dengan wakilnya, dokter Dante Saksono Harbuwono. Secara garis besar, tugas Menkes mungkin lebih banyak berkaitan dengan manajemen kesehatan publik, sehingga tak harus diserahkan ke seorang dokter, seperti yang juga terjadi di beberapa negara maju.

Kasus Budi agak mirip dengan Fachrul Razi, Menteri Agama yang baru saja melepas jabatannya. Bukankah selama ini menjadi jatahnya NU? Tapi, Jokowi sempat mempercayakannya pada Fachrul yang non-ulama, melainkan seorang jenderal purnawirawan. Barulah sekarang Menteri Agama dikembalikan ke khittahnya, dengan dilantiknya Yaqut Cholil Quomas yang nota bene adalah seorang NU tulen dengan posisi strategis, Ketua Umum GP Ansor, perhimpunan pemuda NU.

Banyak pengamat yang memberikan apresiasi atas pilihan Jokowi-Ma'ruf kali ini. Semula, meskipun memegang hak prerogatif, Jokowi diperkirakan akan tersandera oleh permainan politik, karena dua menteri yang mengundurkan diri lantaran ditangkap KPK berasal dari parpol.

Jokowi masih menghormati hak parpol, tapi kali ini dengan sosok yang oleh publik dinilai positif. Gerindra tetap dapat jatah pengganti Edhy Prabowo, meskipun berganti pos, yakni Sandiaga yang ditempatkan memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Dengan mengumpulkan Prabowo-Sandi di kabinet, jelas Jokowi berniat mengakhiri keterbelahan masyarakat gara-gara rivalitas pada pilpres 2019 lalu. Meskipun tetap saja masih ada yang pesimis dan mencari sosok oposan baru seperti Rizieq Shihab.

Kemudian, seperti telah disinggung di atas, Juliari Batubara yang dari PDIP diganti Tri Rismaharani yang juga kader PDIP. Integritas Risma selama ini sudah teruji, sehingga diharapkan bisa memulihkan citra parpol.  

Berikutnya dari PKB, keluar satu menteri, diimbangi masuk satu menteri baru, yakni Yaqut Cholil yang telah dibahas di atas. Adapun orang PKB yang terpental adalah Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Muhammad Lutfi ditunjuk mengisi pos yang ditinggalkan Agus. Lutfi bukan orang baru, karena pernah menjabat Menteri Perdagangan di era Presiden SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun