Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mekanisme Bantuan Bank Jangkar, Apakah Ini "Kawin Paksa" Antar Bank?

4 Juni 2020   00:07 Diperbarui: 4 Juni 2020   10:44 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bank Indonesia Building in Jakarta. (ANTARA/Puspa Perwitasari)

Perlu diingat, sebelum bank jangkar mengucurkan bantuan, bank jangkar melakukan penilaian terlebih dahulu, sehingga dengan demikian bank jangkar sudah tahu "isi perut" bank yang akan dibantu. Jadi, kalau nanti berlanjut ke kawin paksa, bank jangkar sudah tidak membeli kucing dalam karung lagi.

Di satu sisi, kalau memang terjadi kawin paksa, ada hal positif, konsolidasi perbankan nasional akan berjalan lebih cepat. Bank yang jadi sasaran untuk dikonsolidasi, tidak punya pilihan lain, kecuali kalau mau mati (ditutup).

Tapi di sisi lain, semakin mempertegas betapa sangat timpangnya struktur perbankan nasional, di mana bank-bank papan atas yang diwakili oleh bank-bank jangkar itu, semakin membesar dan siap "menerkam" bank-bank kecil. 

Ini suatu tantangan berat buat bank-bank kecil. Idealnya, kecil dalam jumlah aset tidak harus kecil juga dalam kualitas asetnya. Sekiranya bank-bank kecil itu telah menerapkan prinsip prudential banking secara konsisten, tentu akan tetap berdiri kokoh, meski ada pandemi, karena early warning system-nya berfungsi dengan baik.

Bagaimanapun juga, kawin paksa selalu tidak enak bagi salah satu pihak. Seperti kisah Siti Nurbaya, perkawinannya dengan Datuk Maringgih adalah kebahagiaan sang datuk di atas penderitaan Siti Nurbaya. Bank mana saja yang akan jadi "Siti Nurbaya"?

Dok. Kontan/Cheppy A. Muchlis
Dok. Kontan/Cheppy A. Muchlis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun