Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian, dari Pasar Becek hingga Bursa Saham

11 Februari 2020   08:09 Diperbarui: 11 Februari 2020   08:15 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turis China yang akan kembali ke negaranya di bandara Bali sebelum jalur penerbangan ditutup (Antara Foto, dimuat bbc.com)

Selain perdagangan, sektor pariwisata juga tak kalah terpukul. Bagi yang sejak dulu sampai sekarang sering berkunjung ke Pulau Bali, akan mengetahui betapa sejak dua tahun terakhir ini, wisatawan asal China terlihat dominan.

Padahal di era sebelumnya, turis asal Australia yang paling banyak berkunjung ke Bali, kemudian berlanjut ketika turis asal Jepang yang mendominasi. 

Hal itu membuktikan bahwa tingkat kesejahteraan warga China meningkat drastis, sehingga berwisata ke berbagai belahan dunia, menjadi kebiasaan baru mereka.

Tidak hanya Bali, hampir semua destinasi wisata yang populer di negara kita, disambangi oleh rombongan wisatawan China. Contohnya akhir Januari lalu, puluhan wisatawan dari negeri tirai bambu tersebut didemo warga Sumatera Barat, agar mereka "diusir" oleh pemerintah karena khawatir menularkan VC.

Daerah yang baru berkembang pariwisatanya seperti di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah merasakan dampak sepinya wisatawan dari China, antara lain tergambar dari pengalaman seorang pengelola bisnis kapal sewaan, Tissa Septiani Indra (bbc.com, 6/2/2020).

Bagi wisatawan asing ataupun domestik, untuk bisa menikmati aksi binatang yang menjadi ikon wisata NTT, komodo, jalur paling banyak ditempuh adalah dengan naik kapal dari Labuan Bajo, kota terdekat yang ada bandaranya.

Nah, dari kisah yang dialami Tissa di atas, terungkap bahwa ada sebanyak 400 0rang turis China yang sudah membayar uang muka, terpaksa membatalkan perjalanannya. Untuk bulan Januari saja, Tissa mengaku menderita kerugian Rp 150 juta.

Kini kapal-kapal yang dikelola Tissa hanya menganggur. Kalau ditelusuri pasti banyak kisah senada dari para pelaku bisnis pariwisata di berbagai penjuru tanah air.

Apa lagi dampak VC terhadap perekonomian Indonesia? Bagi mereka yang rutin mengamati pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), tentu sudah mengetahui, harga saham banyak perusahaan yang tergolong blue chip, saat ini mengalami penurunan sejak pekan terakhir Januari lalu.

Padahal setiap akhir Januari biasanya ada January effect yang mendongkrak harga saham. Tapi karena dana asing banyak yang keluar dari BEI gara-gara kekhawatiran atas dampak VC terhadap kinerja perusahaan yang melantai di bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI per 31 Januari 2020 rontok 117,55 poin ke level 5.940 atau turun 5,71 persen dibanding posisi awal tahun ini.

Jadi, berbicara tentang dampak VC terhadap perekonomian Indonesia, gampang terlihat di mana-mana, dari pasar becek yang menjual bawang putih hingga bursa saham yang menjadi "mainan" para eksekutif berdasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun