Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bali United, Antara Prestasi di Lapangan Hijau dan di Bursa Saham

25 Desember 2019   00:08 Diperbarui: 25 Desember 2019   00:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luar biasa, itu kata yang pantas untuk menggambarkan prestasi klub sepak bola Bali United. Saat kompetisi Liga 1 masih menyisakan beberapa pertandingan, klub kebanggaan Pulau Dewata itu telah memastikan menjuarai Liga 1, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Minggu malam (22/12/2019) bertempat di markas Bali United, Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, telah dilakukan  acara penyerahan trofi Liga 1 oleh PSSI  dan juga Menteri Pemuda dan Olahraga kepada pihak Bali United.

Meskipun sebelum trofi diserahkan, Bali United yang banyak menurunkan pemain cadangan dikalahkan tamunya Madura United pada laga pamungkas Liga 1 dengan skor 0-2, semua stakeholder Bali United berpesta pora.

Bali United cukup jauh meninggalkan pesaing terdekatnya. Pada klasemen akhir Liga 1, Bali United mengoleksi poin 64, terpaut 10 poin dengan peringkat dua Persebaya Surabaya yang meraih poin 54.

Perlu diketahui, Liga 1 diikuti oleh 18 klub, sehingga masing-masing klub memainkan 34 kali pertandingan yang menggunakan sistem home and away.

Berbeda dengan klub-klub juara nasional sebelumnya, Bali United tidak saja sehat prestasinya, namun juga sehat manajemennya, termasuk dalam bidang keuangan.

Maka problem tunggakan gaji pemain dan pelatih yang lazim terjadi di banyak klub yang sudah berlabel profesional di tanah air, tidak terdengar terjadi di Bali United.

Bahkan Bali United menjadi satu-satunya klub Liga 1 dan juga klub pertama di Asia Tenggara yang go public. Kisah sukses Bali United sewaktu melakukan Initial Public Offering (IPO), atau pelepasan saham perdana ke publik, pernah saya tulis dan dapat dibaca di sini.

Jika prtestasi Bali United perkasa di lapangan hujau, bagaimana dengan prestasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI), tempat diperjualbelikannya saham PT Bali Bintang Sejahtera  Tbk, perusahaan yang menaungi Bali United. 

Kinerja di lantai bursa, indikator utamanya adalah pergerakan harga saham. Mari kita lihat bagaimana fluktuasi harga saham BOLA (kode untuk saham Bali United di BEI).

BOLA resmi melantai di BEI tanggal 17 Juni 2019. Ketika itu BOLA dilepas ke publik sejumlah 2 miliar lembar saham dengan harga per lembar Rp 175. Jumlah saham yang dilepas tersebut adalah 33,33 persen dari keseluruhan saham PT Bali Bintang Sejahtera.

Dengan demikian, Bali United menangguk uang sebesar Rp 350 miliar dari hasil penjualan saham dimaksud yang digunakan untuk pengembangan industri olahraga dan hiburan yang telah direncanakan pihak manajemen. 

Memang kalau dilihat dari jersey yang dikenakan para pemain Bali United, terlihat bertabur nama dan logo sponsor. Jelas ini merupakan sumber pemasukan bagi klub di samping dari penjualan tiket setiap kali bertanding di markasnya yang selalu dipenuhi penggemarnya.

Tentang penggemar Bali United, ternyata tidak hanya masyarakat lokal, namun juga banyak bule, mungkin turis atau para ekspatriat, yang rajin menonton setiap Bali United tampil.

Selain itu, Stadion Wayan Dipta telah dikelola secara profesional di mana ada gerai khusus dengan tampilan seperti di mal buat pusat penjualan merchandise Bali United. Ada pula kafe khusus bernuansa Bali United. Juga tak ketinggalan beberapa spot menawan untuk berfoto.

Tentu markas Bali United tersebut punya prospek untuk dikembangkan sebagai objek wisata seperti para turis yang sengaja melongok markas klub Manchester United, Liverpool, dan klub besar lain di Eropa.

Kembali ke harga saham, ketika Bali United dipastikan meraih gelar juara Liga 1 seusai mengalahkan tuan rumah Semen Padang, Senin (2/12/2019), pada perdagangan saham besoknya, Selasa (3/12/2019),  harga BOLA naik 8,23 persen menjadi Rp Rp 360 per lembar saham.

Namun demikian, harga tersebut masih belum mampu memecahkan rekor tertinggi yang dicapai dua hari setelah IPO yakni tanggal 19/6/2019. 

Saat itu ekspektasi pasar mungkin terlalu optimis, sehingga dari Rp 175 harga saham per lembar saat IPO, melonjak luar biasa menjadi Rp 422 per lembar.

Setelah itu BOLA secara bertahap selalu turun harganya, sampai menyentuh Rp 340 di tanggal 2/12/2019, sebelum ada kepastian Bali United menjadi juara Liga 1.

Kenaikan harga saham setelah jadi juara pun hanya berlangsung sesaat saja. Pada penutupan perdagangan Rabu (18/12/2019), BOLA hanya dihargai Rp 302 per lembar. Dua hari kemudian, BOLA sedikit naik jadi Rp 328 per lembar saham.

Bagaimanapun prestasi Bali United di bursa saham boleh dikatakan sinkron dengan prestasinya di lapangan hijau. Atau bisa juga dilihat dari sisi sebaliknya, karena sukses di bursa saham, membuat prestasi di lapangan hijau terangkat.

Bahwa harganya berfluktuasi, namun masih di atas harga saat IPO, itu sesuatu yang positif. Perlu dicatat, ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, tidak semata-mata terkait dengan kinerja perusahaan.

Atau untuk perusahaan yang mengelola klub sepakbola, juga tidak semata-mata terkait dengan prestasi di lapangan hijau. Faktor global dalam arti kondisi ekonomi makro tentu perlu diperhitungkan.

Apalagi yang menjadi penggerak harga saham di BEI masih dominan karena pengaruh perilaku investor asing. Ketika mereka ramai-ramai melakukan aksi jual, mungkin karena kekhawatiran dengan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China, maka harga saham di BEI pun anjlok.

Bali United menjadi contoh bagaimana klub sepak bola harusnya dikelola secara modern. Klub-klub lain yang sudah melewati sejarah panjang seperti Persija Jakarta atau Persib Bandung tidak perlu malu meniru juniornya, Bali United.

Tapi memang tidak gampang bagi sebuah perusahaan untuk memenuhi persyaratan agar diperbolehkan go public. Tata kelolanya harus dibenahi dulu, termasuk dari aspek keterbukaan manajemen dalam mengungkapkan kondisi laporan keuangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun