Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bali United, Antara Prestasi di Lapangan Hijau dan di Bursa Saham

25 Desember 2019   00:08 Diperbarui: 25 Desember 2019   00:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, Bali United menangguk uang sebesar Rp 350 miliar dari hasil penjualan saham dimaksud yang digunakan untuk pengembangan industri olahraga dan hiburan yang telah direncanakan pihak manajemen. 

Memang kalau dilihat dari jersey yang dikenakan para pemain Bali United, terlihat bertabur nama dan logo sponsor. Jelas ini merupakan sumber pemasukan bagi klub di samping dari penjualan tiket setiap kali bertanding di markasnya yang selalu dipenuhi penggemarnya.

Tentang penggemar Bali United, ternyata tidak hanya masyarakat lokal, namun juga banyak bule, mungkin turis atau para ekspatriat, yang rajin menonton setiap Bali United tampil.

Selain itu, Stadion Wayan Dipta telah dikelola secara profesional di mana ada gerai khusus dengan tampilan seperti di mal buat pusat penjualan merchandise Bali United. Ada pula kafe khusus bernuansa Bali United. Juga tak ketinggalan beberapa spot menawan untuk berfoto.

Tentu markas Bali United tersebut punya prospek untuk dikembangkan sebagai objek wisata seperti para turis yang sengaja melongok markas klub Manchester United, Liverpool, dan klub besar lain di Eropa.

Kembali ke harga saham, ketika Bali United dipastikan meraih gelar juara Liga 1 seusai mengalahkan tuan rumah Semen Padang, Senin (2/12/2019), pada perdagangan saham besoknya, Selasa (3/12/2019),  harga BOLA naik 8,23 persen menjadi Rp Rp 360 per lembar saham.

Namun demikian, harga tersebut masih belum mampu memecahkan rekor tertinggi yang dicapai dua hari setelah IPO yakni tanggal 19/6/2019. 

Saat itu ekspektasi pasar mungkin terlalu optimis, sehingga dari Rp 175 harga saham per lembar saat IPO, melonjak luar biasa menjadi Rp 422 per lembar.

Setelah itu BOLA secara bertahap selalu turun harganya, sampai menyentuh Rp 340 di tanggal 2/12/2019, sebelum ada kepastian Bali United menjadi juara Liga 1.

Kenaikan harga saham setelah jadi juara pun hanya berlangsung sesaat saja. Pada penutupan perdagangan Rabu (18/12/2019), BOLA hanya dihargai Rp 302 per lembar. Dua hari kemudian, BOLA sedikit naik jadi Rp 328 per lembar saham.

Bagaimanapun prestasi Bali United di bursa saham boleh dikatakan sinkron dengan prestasinya di lapangan hijau. Atau bisa juga dilihat dari sisi sebaliknya, karena sukses di bursa saham, membuat prestasi di lapangan hijau terangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun