Lestari menambahkan bahwa Nasdem sudah sejak awal menyatakan total mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Tapi total tidak berarti kami tidak bisa menjadi mitra yang kritis konstruktif di parlemen, lanjut Lestari.
Memang menjadi tidak jelas kerjasama seperti apa yang terjadi antara Nasdem dan PKS. Apakah bila ada suatu isu yang memunculkan kritik atas kebijakan pemerintah, materi kritik dari Nasdem akan senada dengan PKS?Â
Hanya gaya penyampaian kritiknya yang barangkali berbeda. Kritik Nasdem dikemas berupa masukan bagi pemerintah, sedangkan PKS bergaya lebih keras berupa "pukulan" yang menjatuhkan.Â
Tapi apakah memang seperti itu? Perlu kita tunggu perkembangan berikutnya. Namun sangat mungkin pula hanya sebagai pemanasan buat menghadapi pilpres 2024.
Kalau nantinya kubu Gerindra-PDIP akan ditantang kubu Nasdem-PKS, tentu akan mengubah peta politik. Bila itu terjadi, sebaiknya partai lain membuat kubu ketiga, agar masyarakat tidak terbelah dua secara frontal.
Terlepas dari pro dan kontra atas gaya politik Nasdem, ada yang bilang tidak etis, tapi juga ada yang bilang sebagai langkah yang cerdas, masyarakat semakin paham bahwa politik itu penuh intrik. Makanya terhadap partai atau tokoh tertentu, sebaiknya jangan terlalu fanatik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H