Saya masuk ke sekitar lima toko, ada yang lagi kosong pelanggan, ada juga yang sedang melayani beberapa pengunjung. Akhirnya saya berhasil juga menenteng sepasang sepatu, pengganti sepatu lama saya yang rusak.
Kesan saya di samping agak sepi, Pasar Baru juga agak semrawut. Pasalnya, mobil dan motor yang dulu tak boleh masuk, sekarang sudah boleh lagi. Saya yang tak tahu, memilih parkir di luar gerbang masuk.
Namun parkir di sini diduga dikuasai  beberapa orang preman, meskipun mereka memakai seragam yang terlihat dipakai asal-asalan. Saya ditarik biaya parkir Rp 10 ribu tanpa dikasih tanda terima.Â
Jika pengunjung ingin menikmati gedung dengan arsitektur Belanda, masih tersisa beberapa gedung di bagian luar pasar, sejajar dengan gerbang masuk.Â
Sedangkan deretan toko-toko di sepanjang Pasar Baru, tampaknya sudah gedung era sekarang, atau paling tidak sudah berarsitektur era setelah kita merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H