Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Beberapa Catatan Setelah Menjajal Jalan Tol Jakarta-Surabaya

1 Februari 2019   08:18 Diperbarui: 3 Februari 2019   08:49 5338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persawahan di antara Ngawi-Madiun (dok pribadi)

Rest area yang sudah beroperasi meski belum ada SPBU di jalur Mojokerto - Madiun (dok pribadi)
Rest area yang sudah beroperasi meski belum ada SPBU di jalur Mojokerto - Madiun (dok pribadi)
Sekitar setengah jam kemudian, kami kembali masuk TTJ di gerbang tol Ngawi dengan kondisi penuh bahan bakar. Alhamdulillah akhirnya jam 17.47 kami pun sampai di Surabaya melewati gerbang tol Waru di KM 741. Ongkos yang harus dibayar untuk rute Ngawi-Surabaya adalah Rp 174.000

Untung saja kami tidak melewati TTJ pada malam hari, karena saya melihat sepanjang jalan belum ada lampunya, kecuali di dekat gerbang pembayaran atau di persimpangan. Hanya ada spotlight, pemantul cahaya bila terkena lampu kendaraan yang lewat di sepanjang pembatas jalan.

Kota Surabaya menjelang malam, setelah keluar tol Waru, ternyata macet parah seperti yang lazim di Jakarta. Namun setelah masuk Jalan Ahmad Yani sampai ke rumah tujuan kami di Keputih, dekat kampus ITS, relatif tidak begitu macet.

Tebing di pinggir tol Solo - Semarang (dok pribadi)
Tebing di pinggir tol Solo - Semarang (dok pribadi)
Saat kembali ke Jakarta di hari berikutnya, dari Surabaya tertera jam 08.04 pada struk e-toll dalam kota yang bertarif Rp 8.000, bersambung langsung dengan TTJ. Tentu tak perlu saya tulis lagi apa yang terlihat saat balik ke Jakarta, karena relatif sama dengan saat berangkat ke Surabaya.

Tapi saya bersyukur karena cuaca lebih cerah sehingga bisa puas mengambil beberapa foto dari balik kaca mobil. Hal ini tak sempat saya lakukan saat berangkat karena sepanjang jalan cuacanya mendung, bahkan hujan di beberapa tempat.

Kemudian yang agak berbeda, saat menempuh ruas Solo-Semarang, jalannya banyak yang menurun, sehingga di beberapa titik tersedia fasilitas pendakian buatan di sebelah kiri jalan, khusus bagi mobil yang mengalami rem blong.

Persawahan di antara Ngawi-Madiun (dok pribadi)
Persawahan di antara Ngawi-Madiun (dok pribadi)
Sampai di Semarang sudah jam 11.40 dan kembali e-toll berlaku dengan membayar Rp 277.500 untuk jarak Surabaya-Semarang. Kami terpaksa keluar dari TTJ untuk mengisi bahan bakar, setelah paginya di Surabaya kami mengisi sepenuh kapasitas.

Setelah itu kami masuk lagi ke TTJ di gerbang Banyumanik, masih di kota Semarang. Sampai di Palimanan jam 15.48 dengan membayar Rp 180.500.

Dengan mengambil jeda sekitar 30 menit di sebuah rest area di ruas Palimanan-Cirebon, perjalanan berlanjut sampai di Cikarang saat bayar tol yang terakhir Rp 117.000 jam 18.07. Tapi biasa, Cikarang sampai Bekasi macetnya gak ketulungan, alhasil sampai di rumah Tebet sekitar jam 8 malam.

Perlu pula dicatat tentang tingkah para pengendara yang tidak mematuhi aturan kecepatan maksimum dan minimum. Akibatnya perlu kehati-hatian saat disalib mobil yang melaju demikian kencang bak di sirkuit balapan, atau tiba-tiba di depan ada truk yang lamban seperti keong. Ketentuan mendahului kendaraan lain harus dari sebelah kanan, banyak yang tidak mematuhi.

Dari Surabaya, ke Solo jalur kiri, ke Semarang jalur kanan (dok pribadi)
Dari Surabaya, ke Solo jalur kiri, ke Semarang jalur kanan (dok pribadi)
Catatan terakhir tentang kartu e-toll yang untuk berjaga-jaga sebaiknya membawa minimal dua kartu. Soalnya, kalau tidak salah, sebuah kartu hanya bisa diisi maksimal Rp 1 juta. Memang bisa melakukan isi ulang di beberapa gerbang tol. Tapi akan lebih aman bila punya dua kartu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun