Setelah saya telusuri dari berbagai sumber, martabak di atas sebetulnya dulu dibuat oleh orang India yang berdiam di Padang (sampai sekarang masih ada sisa keturunan India di Kampung Keling, Padang). Ada warga yang belajar membuat martabak, mengira orang India tersebut sebagai orang Mesir, dan sejak itu disebut sebagai Martabak Mesir. Khusus Martabak Kubang sedikit dimodifikasi dengan potongan daging yang lebih besar dan diberi bumbu rendang.Â
Begitulah semaraknya kuliner malam di Payakumbuh. Â Di saat warga lokal sendiri telah "berdamai" dengan masakan lain yang terbukti dari banyaknya warung pecel lele, bakso, atau ayam goreng ala franchise dari Amerika Serikat (dulunya orang Minang terkenal fanatik dengan masakan Padang), para wisatawan dari berbagai kota lain sengaja ke Payakumbuh menikmati makanan khas setempat seperti yang diuraikan sebelumnya.
Bila anda lagi menginap di Kota Wisata Bukittinggi, dan bingung untuk mengisi waktu di malam hari (Bukittinggi relatif sepi bila malam tiba), sempatkan menempuh jarak 27 km atau sekitar setengah jam perjalanan ke Kota Payakumbuh untuk menikmati sensasi kuliner malamnya.



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI