"O ... " jawab Maya singkat.
Maya pun tak berkedip, kedua matanya menscan dari atas hingga ke jempol kaki Sony. Lalu ke atas ke ujung rambut. Proses itu dilakukan Maya beberapa kali untuk memastikan bahwa apa yang dilihatnya itu bukan halusinasi.
"Maya, kenapa melihat gue seperti itu? Gue ganteng sekali ya? Jadi nggak enak gue." kata Sony tersipu-sipu karena dia membayangkan betapa ganteng dirinya.
Statement ibu pemilik warteg gang buntu yang menyatakan bahwa Sony mirip sekali dengan Lionel Messi itu masih terpatri di benaknya. Seperti Lionel Messi, Sony membayangkan dirinya bangga sambil senyum-senyum di depan Maya.
"Hmmm ... kenalin. Messi." kata Sony sambil menjabat tangan lembut Maya.
"Messi?"
"Iya, Messi. Gue mirip Lionel Messi, striker Argentina itu. Ya, benar sekali ucapan ibu pemilik warteg gang buntu dimana kita makan bersama tadi."
"Oh, .... " Maya bergumam terheran-heran.
"Messi?" tambahnya sambil menggosok-gosok hidung mancungnya.
--------
"Maya, mana pria yang kamu janjikan akan menemani kamu ke Amerika?" tanya Sony dengan tegas seperti suara pemimpin upacara. -- Memang ada pemimpin upacara bertanya seperti itu? Just kidding. ---