Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Johanes Leimena: Politik adalah Etika untuk Melayani

11 Februari 2024   00:52 Diperbarui: 11 Februari 2024   00:52 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Johanes Leimena: Politik adalah Etika Untuk Melayani (Sumber Foto: Medium)

Namun, di tengah pesan positif Leimena, kita tak bisa mengabaikan kenyataan pahit bahwa etika seringkali tererosi dalam politik modern.

Skandal korupsi, pengkhianatan, dan manipulasi seringkali mendominasi pemberitaan politik, meninggalkan rakyat dengan rasa kecewa dan ketidakpercayaan terhadap sistem.

Apakah mungkin, dalam realitas politik modern yang serba kompleks dan penuh tekanan ini, untuk mempertahankan etika yang tinggi?

Leimena sendiri mungkin akan mengajukan pertanyaan tersebut dan mengingatkan kita bahwa tanpa etika, politik kehilangan substansi sejatinya.

Dalam pandangan Leimena, politik yang sejati bukanlah ajang untuk mencari kekuasaan demi kekuasaan atau kekayaan semata.

Politik yang sejati adalah panggung di mana setiap pemimpin merasa memiliki panggilan untuk melayani.

Leimena sendiri adalah contoh hidup dari semangat pelayanan ini. Selama kariernya, ia tidak pernah kehilangan fokus pada kepentingan rakyat.

Dari tataran lokal hingga tingkat nasional, ia selalu berusaha memajukan kehidupan masyarakatnya, membangun infrastruktur, dan menciptakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan bersama.

Tentu saja, perjalanan Leimena tidaklah mudah. Dia dihadapkan pada berbagai godaan, terutama godaan untuk mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Namun, melalui tekad dan keberanian, Leimena berhasil menjaga integritasnya sebagai pemimpin yang benar-benar melayani.

Dalam politik modern yang sering kali dikuasai oleh pragmatisme dan kepentingan pribadi, pesan Leimena menjadi cambuk moral bagi setiap pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun