Kedua, partai politik harus memainkan peran yang lebih aktif dalam mengembangkan calon-calon potensial mereka.
Mereka harus melakukan seleksi yang ketat dan memberikan pelatihan yang intensif kepada para kader mereka, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang kompeten dan berintegritas.
Ketiga, kita sebagai pemilih juga harus memainkan peran kita dalam proses ini. Kita harus lebih kritis dalam memilih para caleg yang akan mewakili kita di parlemen, dan tidak hanya terpengaruh oleh janji-janji manis atau popularitas mereka.
Kita harus menuntut para caleg untuk menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka kepada masyarakat, bukan hanya sekadar melalui baliho-baliho besar yang terpampang di jalanan.
Dengan demikian, Pemilu bukanlah sekadar ajang pesta demokrasi yang kosong dari makna, tetapi merupakan momen penting bagi kita untuk merefleksikan kembali nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari sistem politik kita.
Kita harus mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu dan memastikan bahwa demokrasi Indonesia benar-benar mewakili suara-suara rakyat yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H