Para calon perlu lebih berani menyampaikan gagasan dan rencana mereka secara terperinci, bukan hanya sekadar mengandalkan senyuman manis di foto besar. Ini juga mengharuskan kita sebagai pemilih untuk lebih menghargai dan menuntut informasi yang konkret dari calon yang bersangkutan.
Selain itu, media massa juga memiliki peran besar dalam membangun narasi politik yang berkualitas. Media harus mampu menyeimbangkan antara memberikan pemberitaan visual yang menarik dengan memberikan ruang yang cukup untuk ide dan gagasan calon.
Oleh karena itu, perlunya praktik jurnalisme yang mendalam dan bertanggung jawab menjadi kunci. Pemberitaan yang hanya sebatas pada visual tanpa merinci substansi politik hanya akan semakin merugikan pemilih dan mengubah proses demokrasi menjadi pesta populeritas semata.
Lebih jauh, pendidikan politik perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pembentukan pemilih yang cerdas. Pemilih yang paham akan isu-isu politik dan mampu menganalisis platform calon adalah pondasi dari demokrasi yang sehat.
Pendidikan politik tidak hanya berfokus pada mekanisme pemilihan umum, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang ideologi dan tujuan politik.
Terakhir, baliho politik yang tersebar di sepanjang jalan raya seharusnya bukan hanya sekadar kumpulan potret besar calon dan tagline bersahaja. Mereka harus menjadi media yang mampu menyampaikan gagasan dan tujuan politik secara nyata.
Pemilih juga harus mampu melihat lebih dari sekadar visual dan tagline, menuntut informasi yang konkret, dan mengambil peran aktif dalam membangun masyarakat yang berpolitik cerdas dan bertanggung jawab.
Dengan begitu, proses demokrasi tidak hanya akan menjadi spektakel visual semata, tetapi juga panggung nyata bagi pertukaran ide dan gagasan yang mampu membentuk masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H