Mungkin, kombinasi antara pendekatan pemberian dan pendekatan edukasi gizi bisa menjadi kunci utama dalam menanggulangi stunting.
Selain itu, kita perlu menekankan bahwa kebijakan ini haruslah bersifat sementara, bukan menjadi ketergantungan jangka panjang.
Masyarakat perlu diajak untuk mandiri, dengan memahami pentingnya peran orangtua dalam memberikan makanan bergizi kepada anak-anak mereka.
Seiring pena ini menyentuh halaman terakhir, kita dihadapkan pada tantangan dan harapan.
Program pemberian susu dan makan gratis mungkin bukan jawaban utuh untuk stunting, namun, bisa jadi merupakan langkah awal yang perlu diikuti dengan strategi yang lebih komprehensif.
Harapan kita bukan hanya pada pemerintah yang menyediakan anggaran untuk program ini, namun juga pada masyarakat yang mampu mengubah pola pikir dan perilaku terkait gizi.
Kita berharap bahwa suara-suara kritis ini dapat menciptakan dialog yang membangun, mendorong pemerintah untuk menyempurnakan kebijakannya dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam perubahan ini.
Jadi, apakah susu dan makan gratis ini solusi yang utama atau hanya sekadar kebijakan populis? Jawabannya, seperti kebanyakan hal dalam kehidupan, terletak pada nuansa di antara hitam dan putih.
Program ini bisa menjadi solusi jika diintegrasikan dengan baik dalam upaya pendidikan gizi dan diimbangi dengan langkah-langkah strategis untuk memberdayakan masyarakat.
Menjadi catatan penting, kita dipanggil untuk tidak hanya berkutat pada pertanyaan retoris, tetapi untuk bergerak maju dengan tindakan konkret.
Hanya dengan demikian, kita dapat berharap melihat perubahan positif yang nyata, bukan hanya di atas kertas statistik, tetapi juga di kehidupan sehari-hari masyarakat yang kita cintai.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya