3. Sambal daging asam
4. Gulai daun ubi tumbuk
5. Asom pode (asam pedas)
Itulah beberapa kuliner khas Tapanuli bagian Selatan, yang meski berbatasan dengan Sumatera Barat namun punya gaya tersendiri dalam pengolahan makanan. Masih banyak makanan lain bisa ditemukan namun tidak mungkin satu persatu ditampilkan disini. Tapi intinya adalah bahwa penduduk disana punya aneka ragam kuliner dengan rasa yang menggoda selera dan kekayaan rasa sendiri yang membedakannya dari daerah lain.
Singkatnya mereka sanggup membuat kekuatan tersendiri dalam persaingan dunia kuliner di Indonesia. Namun sayang, sepertinya para pelaku bisnisnya belum sampai pada pembentukan brand ataupun image tersendiri.Â
Meskipun di Sumateta Barat tidak ada yang namanya rumah makan Padang, namun diluar orang sudah terlanjur akrab dengan image rumah makan Padang. Hal inilah yang belum dicapai oleh para pemain dari Tapanuli Selatan karena di luar wilayahnya mereka tampil sendiri-sendiri. Ada yang membawa nama rumah makan Madina, Padang Sidempuan atau Sipirok.Â
Kalau saja, suatu saat nanti (mudah-mudahan segera), seluruh restoran dan rumah makan dari sana, kompak menyandang satu nama. Mungkin kiprahnya akan berkibar, tidak lagi jadi pemain kecil di jagad kuliner nusantara. Tidak seperti sekarang seolah tampil malu-malu diluar, padahal daya saingnya sungguh sangat kuat.
Mungkin sudah saatnya kini para pelaku usaha kuliner dari seluruh daerah bekas Kabupaten Tapanuli Selatan bersepakat. Pemerintah masing-masing kabupaten dapat menginisiasi dengan urun rembuk bersama masyarakat menciptakan brand bagi kekayaan kuliner mereka. Mudah-mudahan restoran dan rumah makan (apapun nanti namanya) bisa hadir dengan kuat diseluruh nusantara. Bukankah orang Mandailing juga perantau ?.Â