Sejujurnya, saya belum pernah mengajak anak dan istri makan di tempat beginian. Semula saya kira mereka kurang berkenan karena turun kelas, eh.. tak tahunya mereka malah kesenangan. "Asyik juga makan disini, udah enak murah lagi, nanti kalau jalan-jalan lagi kita cari tempat kayak gini aja" kata isteri saya. Kalau saya sih dulunya sering makan ditempat beginian, waktu bujangan dan masih susah, hehe..
Urusan makan sudah kelar dan waktu sholat Zuhur datang sehingga kami segera mencari mesjid. Sekitar 2 kilometer dari sana, tepatnya di Nagari Tanjung, kami menemukan mesjid raya dengan tempat parkir yang luas. Sholat jamaah sudah selesai sehingga mesjid jadi sepi. Di sebelah tempat wudhu ada sungai kecil dengan air yang mengalir di sela bebatuan.Â
Habis sholat si abang langsung main ke sungai bersama bundanya sedangkan saya menjaga si adek di dalam mesjid. Tak mungkin membawanya ke sungai sebab si adek pantang melihat air, bawaannya langsung mau main, padahal kami tak bawa baju ganti. Kalau si abang sudah bisa diatur, ia bisa menjaga pakaiannya tidak basah kuyup.
Hari sudah menjelang sore dan waktunya untuk pulang karena memang tidak ada rencana menginap. Kali ini saya menyetir dengan santainya menuju Kota Padang, sambil mengobrol dengan isteri dan sesekali disela kedua jagoan kami. Apa yang kami percakapkan ?. Tak lain dan tak bukan tentang asyiknya perjalanan kali ini.Â
Tak perlu ke tempat wisata, makan di resto kondang dan menginap di hotel berbintang. Meski masih masa transisi yang penting adalah menyiasatinya dengan menghindari keramaian dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kami sepakat, ada yang salah dengan cara berlibur selama ini, bukan karena corona tapi justru cara menikmatinya saja. Akhirnya saya pun janji kapan-kapan akan pergi jalan lagi mencari suasana beda, menyusuri kampung-kampung, tak lagi mengulang gaya liburan seperti sebelumnya. Ya, bahagia itu sederhana.
Sekian.
Note :
Nagari : Wilayah administratif dibawah kecamatan yang dulunya merupakan kesatuan masyarakat adat dengan beberapa suku.
Tambahan
Saya mengunjungi kembali rumah makan ini pada tanggal 22 November 2020 namun tidak melihat kehadiran Mak Sali. Ternyata beliau telah berpulang pada tanggal 5 Juli 2020, tak lama setelah kunjungan pertama saya. Alfatihah untuk Mak Sali, semoga beliau diterima disisi-Nya. Amin...