Mohon tunggu...
Irvinia Nauli
Irvinia Nauli Mohon Tunggu... -

Ingin membiasakan menulis lebih sering lagi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Pangeran Kuda

28 Juli 2012   17:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang pangeran memang menyenangkan. Kaya, terkenal, mempunyai kekuasaan dan konon kabarnya, ganteng. Filip mempunyai semua kriteria itu, tapi tetap saja dia tidak merasa beruntung. Kok ???Awal ketidak-beruntungan Filip terjadi sekitar bulan Februari tahun lalu. Waktu itu dia berencana untuk mengadakan pesta Valentine. Semua orang di negrinya diundang, para peri dan rakyat biasa juga diundang. Pangeran Filip lupa mengundang salah satu peri yang sangat berkuasa dan mudah tersinggung, namanya peri Ambec. Saat pesta sedang berlangsung, tiba-tiba ada yang datang dan menghancurkan semua peralatan pesta. Pangeran berusaha untuk menghentikan aksi peri Ambec tersebut.


“Ada apa ? kalau ada masalah, mari kita bicarakan baik-baik, kita cari jalan keluarnya.”


“Berani-beraninya kamu tidak mengundang saya ke pesta Valentine.” Mata peri itu melotot ke arah Pengeran. Pangeran sebenarnya agak merasa ‘keder’ juga, tapi pura-pura wibawa. Harus JAIM dong, dia seorang pangeran.


“Bukankah menurut kabar, peri sedang tamasya keluar negri ?”


"Itu gosip !! gosip murahan !” Pangeran berusaha membujuk peri Ambec untuk tidak marah-marah lagi.

“Tidak, kalau saya sudah bertekad marah, saya akan terus marah. Jangan kau rayu aku pangeran, jangan.” Dan…pangeran dikutuk oleh peri itu, kalau tertawa akan seperti kuda dan kalau sudah tertawa, maka kuda-kuda akan segera berlarian mendekati pangeran.


“Begitulah awal dari kegundahan hati pangeran. Peristiwa itu membuat banyak masalah di negri tersebut. Ingat saja peristiwa 9 bulan yang lalu, saat wakil-wakil dari berbagai negri datang untuk membicarakan masalah perdamaian. Kebetulan Raja sedang tidak ada di tempat dan sebagai seorang pewaris tahta, dia yang harus menjamu tamu-tamu tersebut. Saat selesai makan siang, pangeran menjamu tamu-tamu pentingnya dengan suguhan acara yang menarik. Pangeran sengaja tidak menyuguhkan acara lawak, karena dia takut tertawa.


“ Tarian di negri ini sangat indah pangeran.” Kata salah seorang utusan negri.


“ Negri ini memang terkenal dengan tariannya. Kalau di negri anda, apa yang paling terkenal.” Tanya pangeran.


“ Humornya pangeran dan khusus saya hadiahkan untuk pangeran.” Pangeran langsung menyesali pertanyaannya. Seorang ahli lawak dari negri seberang mulai melancarkan humor-humornya. Pangeran terus menahan tawanya dengan tersenyum lebar ke arah para wakil negri, sampai akhirnya dia tidak dapat menahan tawanya lagi. Tidak berapa lama kemudian, terdengar tawa pangeran yang seperti kuda dan terdengarlah derap kuda masuk ke dalam ruangan istana. Kuda-kuda itu memang kreatif, mereka langsung menempati tempat-tempat yang masih kosong. Mengangkat kedua kaki depannya dan duduk di kursi-kursi tersebut. Wakil negri saling berpandangan dan…


“ Ah..!!!” Mereka berlarian ke luar ruangan. Perjanjian perdamaian batal, pangeran dianggap telah menghina negri tetangga dengan menghadirkan para kuda. Raja marah besar saat itu dan kedudukan pangeran sebagai pewaris tahta terancam sudah.


Akhirnya pangeran mengadakan sebuah sayembara. Siapa yang bisa memberikan jalan keluar untuk masalahnya, dia akan mendapat hadiah yang besar dari pangeran. Peri Ambec benar-benar tidak mau menarik kembali kutukannya.


“ Begini pangeran, bagaimana kalau bibir pangeran di tutup dengan lakban ?” Pangeran langsung melotot.


“ Kurang ajar ! keluar !” Peserta berikutnya juga memberikan solusi yang sangat tidak masuk akal.


“ Bagaimana kalau pangeran lebih sering berolah raga. Karena ada terdengar, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.”


“ Memang kamu pikir aku gila apa ?! keluar !!” Pangeran benar-benar frustasi dengan hasil sayembara itu. Tidak ada rakyatnya yang bisa memberikan solusi untuk masalahnya. Hari ketiga, ada seorang wanita cantik yang memohon untuk menghadap.


“ Punya ide apalagi ?” Pangeran sudah benar-benar tidak bersemangat dengan peserta sayembara.


“ Saya mempunyai solusi untuk masalah yang pangeran hadapi.”


“ Silahkan, waktu dan tempat saya diberikan.” Wanita cantik itu mendekati pangeran dan membisikan solusinya kepada pangeran. Pangeran langsung tersenyum mendengar solusi tersebut.


Keesokan harinya, pangeran mengadakan sebuah pesta meriah. Para kuda dijamu dengan baik oleh pangeran.


“ Begini dewan kuda yang saya hargai. Mengingat saya sering mendapat masalah dengan kutukan ini, saya menawarkan kerja sama untuk dewan kuda sekalian.”


“ Silahkan..”


“ Saya ingin agar setiap saya tertawa, para kuda tidak berlari lagi menghampiri saya. Sebagai balasannya, para kuda akan mendapat istirahat cukup, makan cukup dan tunjangan hari tua.” Dewan kuda saling berpandangan lalu mengangguk.


“ Kami setuju.” Setelah mengadakan perjanjian dengan dewan kuda, pangeran tidak mempunyai masalah lagi dengan kutukan itu. Hanya saat dia tertawa, diusahakan tidak terlalu kencang, agar tidak terdengar orang lain. Dan…sudah tentu wanita yang memberikan solusi untuk masalah pangeran diberikan jabatan yang cukup bagus di istana, mengurus keperluan para kuda. Wanita itu cuma bisa ngomel-ngomel di belakang pangeran.


“ Dasar pangeran tidak peka ! kalau di dalam dongeng, biasanya saya akan dinikahkan dengan pangeran, tapi ini malah harus mengurus para kuda. Pangeran tidak berperasaan. Tahu begini, saya tidak memberi solusi kepada pangeran.”


“ Sudah jangan ngomel terus, makan siangku mana ?” Dengan hati jengkel, wanita itu meneruskan pekerjaannya. Mengurus kuda….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun