Itu sebabnya, turnover contagion tidak akan menular ketika karyawan yang berkinerja buruk pergi, karena memperbaiki lingkungan kerja dari karyawan yang memiliki kinerja yang buruk sebenarnya cukup fungsional untuk organisasi dan sangat diinginkan.
Namun, secara signifikan, pengunduran diri bisa juga dipicu oleh pemecatan seorang kolega yang disukai dan dapat diandalkan, jika ia tidak ada akan mempersulit staf yang tersisa.
Dia mungkin bukan karyawan bintang dalam meningkatkan omzet penjualan, tetapi dia adalah kunci moral perusahaan, sehingga dia digelari pemersatu kantor. Ini sejalan dengan penelitian Chhinzer yang menunjukkan bahwa karyawan yang menciptakan kelompok semu di tempat kerja lebih mungkin terpengaruh oleh turnover contagion daripada karyawan yang bekerja cukup mandiri.
Mencegah Arus Deras Turnover Contagion
Tentu saja manajer akan sedikit frustasi menghadapi resign massal dan akan berusaha menghentikan karyawan untuk saling memengaruhi tentang rencana keluar mereka, tetapi ini akan menjadi kontraproduktif.
Jadi manajer seakan-akan menjadi pengawas yang memata-matai gerak-gerik karyawan. Taktik otoriter semacam ini cenderung menumbuhkan lebih banyak ketidakpercayaan dan permusuhan, hanya membuat pintu terbuka tampak lebih menarik bagi karyawan.
Alih-alih menutup percakapan, bersikap lebih terbuka tentang mengapa staf pergi akan membantu meredam desas-desus. Misalnya, jika seseorang mengundurkan diri karena alasan keluarga, hal itu cenderung tidak menyebabkan penularan pergantian karyawan dari pada berhenti karena ketidakpuasan kerja.
Tetapi jika ada karyawan yang tiba-tiba resign secara misterius, orang akan berspekulasi dan berasumsi buruk. Masukan untuk para manajer adalah bahwa mereka harus mengetahui dengan sangat jelas alasan mengapa orang itu resign. Jika itu bukan alasan yang berhubungan dengan pekerjaan, maka hal ini dapat menghentikan resign massal.
Para ahli mendorong agar para eksekutif mengambil langkah-langkah praktis yang lebih positif untuk menghentikan the great resignation. Kepergian karyawan kunci adalah saat-saat yang kritis untuk berinvestasi pada karyawan yang tersisa, dan dalam merekrut staf baru.
Namun terlalu banyak pengusaha melakukan hal yang sebaliknya yaitu mencoba menghemat uang dengan membebani karyawan yang ada dengan lebih banyak pekerjaan, yang menciptakan lingkaran setan stres, depresi, dan pengunduran diri.
Jika tempat kerja tidak mengatasi faktor-faktor mendasar yang membuat turnover contagion akan sering terjadi di antara stafnya. Sangat mengkhawatirkan jika ketakstabilan perusahaan akan memicu resign massal berulang-ulang.Â