Strategi kedua adalah relawan dipecah di mana-mana tapi tidak ke mana-mana. Dengan cara ini, Jokowi mau menunjukan sikap politiknya untuk mendukung semua calon yang bakal meneruskan kebijakannya. Jika salah satunya menjadi presiden, baik itu Ganjar maupun Prabowo, maka selamatlah kebijakan Jokowi.
Namun di sini ada kerikil tajam yang bakal menghalangi rencana itu yakni maneuver NasDem mendukung Anies Baswedan. Jika terdapat tiga calon yakni Prabowo, Ganjar dan Anies, lalu yang menang adalah Anies, maka sebagian besar program Jokowi selama 10 tahun menjabat, kemungkinan diganti Anies Baswedan.
Sehingga mau tidak mau, cara ketiga adalah Anies harus 'disingkirkan' dengan cara menarik NasDem atau Demokrat untuk bergabung ke gerbong besar Jokowi sehingga Anies tidak jadi dicalonkan menjadi presiden. Hal bisa saja terjadi karena dalam politik tidak ada kawan abadi yang ada hanyalah kepentingan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perpecahan relawan justru berdampak positif bagi Presiden Jokowi jika Prabowo dan Ganjar bersatu maupun jika keduanya sama-sama dicalonkan sebagai presiden. Jika Pak Anies tetap dicalon NasDem, Demokrat dan PKS, maka mau tidak mau gerbong besar Jokowi bersama partai koalisinya harus sepakat mengusung satu calon sehingga head to head dengan Anies. Jika gerbong Jokowi pecah, maka Anies kemungkinan akan menduduki kursi presiden di tahun 2024 nanti.
Apakah kamu setuju dengan analisis ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H