Mohon tunggu...
Irvan Kurniawan
Irvan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk perubahan

Pemabuk Kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Relawan Jokowi "Dipecah" untuk Menjadi "Satu"

25 Februari 2023   13:04 Diperbarui: 25 Februari 2023   13:10 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran Anies dinilai banyak pihak sebagai anti tesis Jokowi. Hal itu sangat terlihat jelas dalam program pembangunan Anies selama menjabat Gubernur DKI Jakarta. Banyak program Jokowi-Ahok yang sebelumnya sudah dijalankan malah tidak dilanjutkan Anies. Sebagai contoh misalnya dalam penanganan banjir. Anies lebih memilih sumur resapan dibanding normalisasi sungai.

Di bidang transportasi, Jokowi memfokuskan pada pengembangan sistem transportasi massal seperti TransJakarta dan pembangunan jalan tol dalam kota untuk mengurangi kemacetan. Sementara itu, Anies Baswedan menghentikan proyek pembangunan jalan tol dalam kota dan memperkenalkan program transportasi baru, yaitu layanan bus gratis untuk warga Jakarta.

Jokowi melakukan pembangunan infrastruktur seperti jembatan, underpass, dan revitalisasi sungai. Sedangkan Anies Baswedan memfokuskan pada program pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) untuk warga miskin.

Jokowi memperketat aturan tentang pengolahan sampah dan memperkenalkan program pembangkit listrik tenaga sampah. Anies Baswedan menghentikan program pengolahan sampah dan mengganti dengan program penghijauan kota.

Semua contoh ini merupakan bukti bahwa sebagian besar kebijakan Anies Baswedan adalah antithesis Jokowi. Apalagi, hasil jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Litbang Kompas pada Januari 2023 menunjukkan, mayoritas pendukung Anies Baswedan tidak puas dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Tentu Anies tahu bahwa mengambil sikap kontra dengan Jokowi adalah cara terbaik merawat dukungan dari pendukungnya.

Karena itu, sangat disayangkan jika semua program Jokowi bakal dihentikan Anies. Padahal, survei Litbang Kompas yang dirilis Senin (20/2/2023) menyebutkan, angka kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Joko mencapai 69,3 persen. Angka ini meningkat 7,2 persen dibandingkan survei yang sama pada Oktober 2022. Kala itu, kepuasan publik terhadap pemerintah pusat berada di angka 62,1 persen.

Lantas, apa hubungan antara perpecahan relawan Jokowi dan Anies baswedan yang dinilai sebagai antitesis?

Politik Amoeba Jokowi

Ada satu fakta menarik bahwa dalam gerbong besar partai pendukung Jokowi, belum adanya kesepakatan soal calon presiden yang bakal meneruskan program Jokowi. Perseteruan yang paling tajam adalah rivalitas Prabowo vs Ganjar Pranowo. Ada tiga strategi yang sedang dimainkan Jokowi.

Pertama relawan sengaja dipecah untuk menjadi satu. Jokowi sedang menjalankan politik perkembangbiakan ala amoeba. Masih ingatkan pelajaran biologi zaman SMP? Amoeba itu berkembang biak dengan cara aseksual, yakni membelah diri. Ketika membelah diri amoeba bisa mendapatkan penerus atau regenerasi.

Nah, ibarat amoeba, Jokowi juga membelah relawannya untuk mendukung Prabowo, Ganjar Pranowo atau calon lain yang potensial seperti Erick Thohir dan Sandiaga Uno. Untuk apa mereka dibela? Ya untuk disatukan. Ketika Joman mendukung Prabowo sedangkan Projo dan barisan Denny Siregar, mendukung Ganjar, maka ini adalah sinyal kuat Prabowo-Ganjar akan menjadi capres dan cawapres. Dengan demikian, peluang kemenangan makin besar dan program Jokowi akan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun