Mohon tunggu...
Wahyu Irvan
Wahyu Irvan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pembelajaran Politik untuk Pemilih Berdaulat

27 Desember 2017   21:23 Diperbarui: 27 Desember 2017   21:27 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran politik yang benar akan menepis banyak anggapan di masyarakat seperti: "daripada saya ikut mencoblos, lebih baik saya kerja untuk nafkah keluarga", atau anggapan lain "yang dipilih siapapun nanti akan sama saja, kita tetap mencangkul", atau anggapan yang lebih menohok "saya pilih yang paling banyak ngasih uang (suap), toh nanti kalau jadi (pemimpin) paling-paling juga lupa".

Akhirnya pembelajaran sedikit demi sedikit harus terus digalakkan bahwa ketika masyarakat memilih adalah untuk masa depan mereka sendiri. Mari bahu membahu untuk mewujudkan demokrasi yang sehat, pemilu yang LUBER dan JURDIL serta masyarakat yang melek politik, bahwa politik itu bukan semata-mata untuk kekuasaan dan bagi-bagi jabatan, namun lebih dari itu, politik adalah senjata untuk membungkam orang-orang jahat dan pelaku-pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme, semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun