Yang ketiga, jadilah 'ratu tega'. Atau 'raja tega'. Jangan pinjamkan barang lagi ke peminjam yang tak berniat mengembalikan itu.
Katakan saja silakan pinjam ke orang lain. Atau beli sendirilah barang itu kalau memang butuh banget. Sekali-kali keluar uang untuk sesuatu yang memang dibutuhkan 'kan tak mengapa.
Yang keempat, permalukan orang itu di hadapan orang lain. Begini, ketika ia meminjam ke orang lain dan kebetulan Anda tahu, katakan "kembalikan ya, jangan lakukan yang kamu lakukan ke saya, pinjam tapi tak dikembalikan", atau kata-kata sejenis itu. Kalau si peminjam masih punya perasaan, ia akan malu. Lain halnya jika ia ternyata punya kulit wajah setebal tembok bendungan.
Yang kelima, jikalau harus meminjamkan, buatlah surat perjanjian. Di atas materai, kalau perlu. Isinya ya tentu saja menyebutkan juga kapan dia harus mengembalikan barang dimaksud.
Saya pikir, memang hanya meminjam uang yang membutuhkan surat perjanjian segepok banyaknya.
Namun, tak ada salahnya meminjam barang dilengkapi juga dengan surat seperti itu. Nah, kalau sampai Hari-H dia juga tak mengembalikan, maka Anda bisa bertindak seperti debt collector, deh. Tapi, nggak usah pakai bentak-bentak yak.
Mungkin Anda juga punya cara untuk menghadapi orang-orang seperti ini.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H