Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pilih Biologi demi Menghindari Kimia, Ternyata Salah Kaprah!

23 Maret 2022   19:05 Diperbarui: 23 Maret 2022   19:07 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memilih jurusan kuliah itu sulit-sulit gampang, harus yakin dan sesuai dengan pendidikan kita. (Sumber: Jan Vasek/Pixabay)

Alhasil, hari pengumuman pun tiba. Satu hari sebelumnya, saya sudah pesan kepada pengantar koran untuk menyisakan satu eksemplar koran yang memuat pengumuman. Saat itu, pengumuman Sipenmaru tidak ada di koran Kompas.

Setelah mendapat surat kabar yang dimaksud, saya langsung mencari nomor ujian. Eh, nomor dan nama saya ada di sana! Dan, saya diterima di jurusan Biologi UI. Alhamdulillah.

Akhirnya, mama paham mengapa saya sangat yakin bisa lolos Sipenmaru dan menolak semua tawaran untuk mencari tempat kuliah yang lain.

Bukannya menyombong, tapi hanya saya yang diterima di Universitas Indonesia untuk tahun angkatan SMA saya, semua jurusan. Teman-teman lain ada beberapa orang yang lolos Sipenmaru, namun harus kuliah di luar Jabodetabek. Kebanyakan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Selama dua tahun terakhir di SMA, setelah penjurusan, saya selalu pegang kelas alias selalu menjadi juara. Apa gunanya selalu juara kelas jika tidak lolos Sipenmaru?

Ketika saya mulai kuliah, saya akhirnya paham bahwa yang namanya biologi tidak mungkin dipisahkan dari kimia. Sebab, semua fungsi tubuh kita, fungsi semua makhluk hidup, adalah proses kimia.

Ya sudah, saya pelajari saja biologi dan ilmu pendampingnya yang maha penting, kimia, sampai saya lulus. Ternyata, saya memilih biologi demi menghindari kimia malah jadi salah kaprah. Hahaha. Tapi, saya tidak menyesal, lho!

Setelah lulus, justru saya tidak memakai ilmu biologi saya. Saya malah kerja di Tabloid BOLA selama lebih dari 20 tahun. Dan, saya adalah sarjana biologi pertama yang bekerja di sana. Setelah itu, bertahun kemudian, ada adik kelas saya yang juga bekerja di BOLA. Tapi, dia jauh lebih muda. Cocok jadi anak saya. Jadi merasa tua deh saya.

Saran saya untuk yang akan mengikuti UTBK-SMBPTN 2022, perhatikan baik-baik saat memilih jurusan. Ada baiknya juga ikut bimbel, sehingga bisa memilih jurusan dengan lebih pasti, yang lebih cocok.

Jangan bersedih ketika tidak lolos ujian, ya. Masih banyak jalan lain. Mungkin memang rezekinya tidak berkuliah di universitas negeri. Belajar bisa dilakukan di mana saja, yang penting adalah keseriusan kita untuk belajar. Kuliah di universitas beken, tapi tak pernah serius belajar, ya percuma.

Selamat menentukan pilihan, sukses ketika mengikuti ujian!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun