Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola Ikut Merana Ketika Rusia Bentrok dengan Ukraina

17 Februari 2022   21:36 Diperbarui: 21 Februari 2022   02:03 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan sepak bola Eropa, UEFA, menggelar turnamen Piala Eropa Futsal 2022 atau yang disebut sebagai Futsal Euro 2022. Turnamen itu digelar di Amsterdam dan Groningen, Belanda, pada 19 Januari hingga 6 Februari yang lalu.

Portugal keluar sebagai juara, setelah menang atas Rusia 4-2, 6 Februari lalu di Amsterdam. Mungkin, yang menarik dari turnamen ini adalah bertemunya Rusia dan Ukraina di semifinal, dua hari sebelumnya.

Itu adalah pertama kalinya dua tim asal Rusia dan Ukraina bertemu di lapangan sepak bola, dalam hal ini lapangan futsal.

Terakhir kali dua tim antara Rusia dan Ukraina bertemu adalah pada fase grup Liga Champion 2011-12, di mana Zenit St Petersburg dan Shakhtar Donetsk berada dalam satu grup, Grup G.

Rusia dan Ukraina tidak bertemu lagi, karena pada Juli 2014, UEFA Emergency Panel memutuskan kedua negara itu tidak boleh berada dalam satu grup dalam turnamen apapun hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.

Keputusan itu muncul saat Rusia mengambil wilayah Krimea di Ukraina, juga kondisi yang tidak kondusif di Ukraina Timur yang penduduknya berbahasa Rusia dan pro Rusia.

"Karena situasi politik, Russian Footbal Union dan Football Federation of Ukraine mengkhawatirkan keamanan jika tim dari Rusia dan Ukraina saling bertemu di kompetisi UEFA. Karena itu, diputuskan tim-tim dari kedua negara tidak bisa disatukan dalam grup atau bertemu satu sama lain. Keputusan ini berlaku hingga waktu yang tidak ditentukan," demikian pernyataan UEFA, seperti yang dikutip dari Reuters.

Kembali ke Futsal Euro 2022. Pertemuan di semifinal memang tak bisa dihindarkan. Yang penting, UEFA sudah memisahkan Rusia dan Ukraina di fase grup. Ukraina di Grup A, Rusia di Grup C.

Ukraina menjadi runner-up Grup A di bawah Portugal, sementara Rusia menjadi Grup C. Entah apa yang terjadi seandainya Ukraina dan Rusia sama-sama menjadi juara grup atau runner-up.

Menurut Russia Today, atau kini disebut RT, kedua tim sepakat untuk tidak menjadikan latar belakang ketegangan politik dan militer antara Rusia dan Ukraina saat ini, atau masa lalu, mempengaruhi penampilan mereka.

Bahkan, salah satu pemain Rusia mengatakan bahwa mereka tetap saling berbincang ketika di hotel, saling sapa seperti biasa. Tidak ada rasa dendam, apalagi benci.

Mereka pun memastikan bahwa jika ada ujaran-ujaran kebencian yang muncul, tidak akan berasal dari anggota kedua tim. Kalau akhirnya Rusia menang 3-2, ya memang itulah yang harus terjadi di lapangan.

Sayangnya, terdengar nyanyian-nyanyian bernada "Russophobic" yang berasal dari penonton Ukraina. Lagu-lagu mereka berisi sindiran kepada presiden Rusia, Vladimir Putin. Para suporter sudah diperingatkan oleh MC untuk menghentikan nyanyian.

Meski ujaran itu berasal dari suporter dan bukan dari anggota kedua tim, UEFA tetap meminta Ethics and Disciplinary Inspector untuk menyelidiki apa yang terjadi.

Begitulah. Setiap kali Rusia konflik dengan Ukraina, banyak aspek kehidupan yang terpengaruh, termasuk sepak bola. Terutama, sepak bola yang melibatkan Rusia dan Ukraina, baik di level klub maupun tim nasional.

Pada Perang Rusia-Ukraina 2014, Shakhtar Donetsk menjadi klub yang paling sering berpindah stadion. Untuk Liga Champion 2014-15, Shakhtar berada di Grup H bersama Porto, Athletic Bilbao, dan BATE Borisov.

Karena Shakhtar terletak di Donetsk, Ukraina sebelah timur, yang merupakan salah satu arena konfik, maka mereka tidak bisa berlaga di Donbass Arena sebagai stadion kandang.

Jadi, saat harus menjamu Porto, Athletic, dan BATE, Shakhtar harus memakai Stadion Arena Lviv, di kota Lviv, yang letaknya 1.000 km jauhnya dari kota Donetsk. Stadion itu juga dipakai saat babak knock out, di mana Shakhtar menjamu Bayern Muenchen.

Lalu, pada winter break 2016-17, Shakhtar itu pindah lagi ke Stadion Metalist di kota Kharkiv, yang jauhnya 250 km. Lalu, sejak Mei 2020, Shakhtar bermain di NSC Olimpiyskiy di Kyiv. Pindahan yang terakhir terjadi karena perang di region Donbas, markas Shakhtar.

Pada Piala Dunia 2018, di mana Rusia menjadi tuan rumah, tidak perlu ada pemisahan grup antara Rusia dengan Ukraina. Karena, Ukraina tidak lolos kualifikasi.

Lalu, pada undian Euro 2020, sesuai aturan UEFA pada 2014 tadi, maka Ukraina langsung diletakkan di Grup C, sementara Rusia adalah tuan rumah Grup B.

Dan, tak perlu khawatir ada pertemuan antara Rusia dengan Ukraina selepas dari fase grup di turnamen yang digelar di banyak negara itu. Kalau Ukraina bisa melaju ke babak 16 Besar, maka Rusia menjadi penghuni dasar klasemen alias tidak lolos.

Lalu, tahun ini akan ada Piala Dunia di Qatar. Rusia dan Ukraina sama-sama belum lolos, namun mereka masih punya kesempatan melalui play-off.

Tentu saja, sesuai aturan UEFA, Rusia dan Ukraina diletakkan dalam jalur play-off berbeda. Ukraina ada di Jalur A bersama Skotlandia, Wales, dan Austria. Rusia di Jalur B bersama Polandia, Swedia, dan Republik Cheska.

Jadi pengaturannya seperti ini

JALUR A

  • Semifinal (24 Maret): Skotlandia vs Ukraina, Wales vs Austria
  • Final (29 Maret): Wales/Austria vs Skotlandia/Ukraina

JALUR B

  • Semifinal (24 Maret): Rusia vs Polandia, Swedia vs Republik Cheska
  • Final (29 Maret): Rusia/Polandia vs Swedia/Rep. Cheska

Yang menarik sebenarnya adalah Jalur C, di mana terdapat dua tim kuat: Italia dan Portugal. Kelar play-off, siap-siap saja untuk kehilangan salah satunya, atau bisa juga kehilangan keduanya.

JALUR C

  • Semifinal (24 Maret): Italia vs Makedonia Utara, Portugal vs Turki
  • Final (29 Maret): Portugal/Turki vs Italia/Makedonia Utara

Italia dan Portugal akan dibahas nanti. Kita kembali bahas Rusia dan Ukraina.

Jika Rusia dan Ukraina sama-sama lolos ke Piala Dunia 2022, maka harus dipastikan mereka tidak akan berada dalam satu grup. Itu dengan asumsi Rusia belum menginvasi Ukraina.

Jika Rusia sudah keburu menyerang Ukraina, maka siap-siap saja untuk menantikan keputusan apa yang akan diambil oleh FIFA. Bisa jadi, badan tertinggi sepak bola dunia itu akan terinspirasi dengan keputusan yang diambil UEFA pada Euro 1992.

Saat itu, Yugoslavia sedang mengalami perpecahan dan perang sipil. Negara itu sudah lolos ke Euro 1992. Akan tetapi, UEFA mencabut kepesertaan Yugoslavia dan menggantinya dengan Denmark, yang lantas menjadi juara.

Nah, nanti bisa saja FIFA mengambil keputusan seperti itu jika Rusia jadi menyerang Ukraina. Asumsinya, tidak adil jika hanya salah satu negara yang dilarang, bukan? Keduanya harus mundur.

Karena itu, seandainya saya kenal secara pribadi dengan Presiden Putin, saya akan bisiki dia untuk menunda niat untuk invasi atau menghentikannya sama sekali.

Kalau ngotot untuk tetap menginvasi Ukraina, lakukan saja setelah Piala Dunia 2022 kelar. Biarlah kami, para penduduk dunia, menikmati Piala Dunia yang untuk pertama kali digelar di tanah Arab, pada 21 November hingga 18 Desember mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun