Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Daging Sapi dan Tonsilitis

16 Februari 2022   16:01 Diperbarui: 12 Maret 2022   05:35 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daging sapi tanpa lemak yang sudah dimasak akan mengandung 26-27 persen protein. Protein yang berasal dari hewan biasanya bermutu tinggi, mengandung semua asam amino esensial yang jumlahnya sembilan.

Lalu, menurut artikel dari University of Michigan Health, tubuh manusia memerlukan protein untuk membangun dan memperbaiki otot, kulit, dan jaringan tubuh lainnya. Protein juga membantu memerangi infeksi, menyeimbangkan cairan tubuh, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Jadi, ketika ada bagian tubuh yang terluka, radang amandel salah satunya, maka pertimbangkan makanan sebagai obat. Santap diet yang seimbang dengan kalori yang cukup dan tinggi protein.

Masih dari University of Michigan Health, tidak hanya daging merah yang memiliki kandungan protein tinggi. Banyak jenis makanan lain yang juga demikian.

Misalnya berbagai jenis ikan, seperti salmon, tilapia, dan tuna. Dari kelompok unggas, kalkun adalah hewan dengan kandungan protein paling banyak. Daftarnya bisa dilihat di artikel ini.

Saya bukan dokter, bukan pula ahli gizi atau yang sejenisnya. Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman yang pernah saya hadapi. Jadi, bisa saja apa yang terjadi sebenarnya tidak disarankan. Namun, kenyataannya saya tidak pernah lagi menderita radang amandel.

Selain itu, karena amandel saya masih berada di tempat masing-masing, sebelum memasuki usia pra-lansia, saya tidak pernah sakit parah. Kalau sekarang badan mulai aneh-aneh, itu sih gara-gara usia.

Dan, yang pasti, saya tidak terlalu menyukai daging sapi ketika beranjak dewasa. Sudah cukup makan daging tiap hari saat masih kecil selama bertahun-tahun. Daging hanya disantap ketika keinginan akan daging muncul. That's it.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun