Mohon tunggu...
Irsyad Mohammad
Irsyad Mohammad Mohon Tunggu... Sejarawan - Pengurus PB HMI, Pengurus Pusat Komunitas Persatuan Penulis Indonesia (SATUPENA), dan Alumni Ilmu Sejarah UI.

Seorang aktivis yang banyak meminati beragam bidang mulai dari politik, sejarah militer dan sejarah Islam hingga gerakan Islam. Aktif di PB HMI dan Komunitas SATUPENA. Seorang pembelajar bahasa dan sedang mencoba menjadi poliglot dengan mempelajari Bahasa Arab, Belanda, Spanyol, dan Esperanto.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aliansi Ayatullah & Kamerad: Kisah Persahabatan Iran & Korea Utara dalam Memperjuangkan Palestina

5 Maret 2024   16:51 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:59 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayatullah Ali Khamenei (kiri) & Kim Il-Sung (Kanan) sedang berjabat tangan di Parlemen Korea Utara. Sumber: twitter.com/KimIlSungDPRK

Membeli dari Amerika Serikat jelas tidak mungkin, sudah putus hubungan diplomatik (meski akhirnya terungkap Amerika Serikat menjual secara bawah tangan dengan Iran di tahun-tahun menjelang berakhirnya peperangan, lewat Iran -- Contra Scandal). 

Sebagai timbal balik Korea Utara menginginkan untuk membeli Iran dalam jumlah besar dengan harga bersahabat, akhirnya Iran setuju tawaran itu. Iran menjadi salah satu pemasok utama minyak Korea Utara. 

Duta Besar Korea Utara pun melobi Imam Khomeini untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Selatan dan menjadikan Korea Utara sebagais satu-satunya Korea yang sah diakui oleh Iran, dan Korea Utara pun meminta Imam Khomeini untuk mengeluarkan pernyataan mengecam intervensi Amerika Serikat di Semenanjung Korea. 

Permintaan terakhir ini hanya dipenuhi sebagian, Iran tidak memutus hubungan diplomatik dengan Korea Selatan. Namun Imam Khomeini mengeluarkan fatwa mengecam intervensi dan imperialisme Amerika Serikat di Korea Selatan, serta Imam Khomeini meminta Amerika Serikat menarik tentaranya dari Korea Selatan.

Pada awal berjalannya peperangan Iran menggunakan senjata-senjata peninggalan Amerika Serikat, juga senjata yang diproduksi sendiri di dalam negerinya. Belakangan senjata-senjata buatan Korea Utara pun memasuki Iran, banyak artileri buatan Korea Utara menembak dengan perkasa menghujam tentara Irak yang menginjakkan kakinya ke Iran. 

Intensitas konflik yang kian meningkat membuat Iran membutuhkan senjata yang lebih canggih lagi untuk melawan Irak, Uni Soviet dan Tiongkok menolak memberikan senjata-senjata canggih mereka untuk Iran dan tetap menyuplai senjata canggih ke Irak. 

Korea Utara di sini mengambil peran sebagai pihak ketiga dalam perdagangan senjata buatan Uni Soviet dan Tiongkok. Walhasil Iran pun berhasil mendapatkan senjata-senjata canggih dari Uni Soviet dan Tiongkok dengan Korea Utara sebagai broker mereka. 

Bukan hanya itu saja, Korea Utara pun membocorkan sejumlah informasi intelijen A1 dari Blok Timur untuk membantu Iran. Walhasil Saddam Hussein pun murka dengan kelakuan Kim Il-Sung ini. Akhirnya Iran pun berhasil memenangkan perang dan mengusir tentara Irak dari negerinya.

Bagaimanakah hubungan kedua negara ini Pasca Perang Dingin? Setelah Perang Dingin berakhir terjadi normalisasi hubungan antara Korea Selatan dan Iran, kedutaan pun dipulihkan di antara kedua negara. Kini Iran menjalin hubungan dagang yang erat dengan Korea Selatan. 

Banyak produk-produk Korea Selatan masuk Iran, bahkan produk budayanya termasuk drama korea pun masuk Iran. Bahkan produk elektronik Korea Selatan pun memasuki Iran dan cukup banyak dibeli oleh orang Iran.

Ayatullah Ali Khamenei yang dulu merupakan Presiden Iran, kini menjadi Rahbar (Supreme Leader Iran) & Walayatul Faqih (Pemimpin Keagamaan Tertinggi Islam di Iran) ia tetap menjaga hubungan historis dan ideologis dengan Korea Utara, terlebih lagi Korea Utara mendukung program nuklir Iran dan sama-sama senasib sepenanggungan akibat embargo dan sanksi-sanksi dunia internasional yang dimotori oleh dunia Barat terhadap mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun