Mohon tunggu...
Irsyad Mohammad
Irsyad Mohammad Mohon Tunggu... Sejarawan - Pengurus PB HMI, Pengurus Pusat Komunitas Persatuan Penulis Indonesia (SATUPENA), dan Alumni Ilmu Sejarah UI.

Seorang aktivis yang banyak meminati beragam bidang mulai dari politik, sejarah militer dan sejarah Islam hingga gerakan Islam. Aktif di PB HMI dan Komunitas SATUPENA. Seorang pembelajar bahasa dan sedang mencoba menjadi poliglot dengan mempelajari Bahasa Arab, Belanda, Spanyol, dan Esperanto.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Banteng Nyeruduk di Rabu Legi: Analisis atas Kemenangan PDIP di Pemilu 2024

4 Maret 2024   14:44 Diperbarui: 5 Maret 2024   08:28 1942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ganjar tetap dimajukan, sebab menurut teori coattail effect (efek ekor jas), parpol yang akan mendapatkan kenaikan suara di pemilihan legislatif ialah parpol yang memiliki kandidat capres/cawapres. Jadi Ganjar tetap dimajukan dengan harapan dapat menaikkan atau mempertahankan suara partai biar tidak turun.

Di sini kita bisa melihat kepiawaian Bu Mega sebagai ahli stratak, dia tidak lagi menggunakan ajaran Sun Tzu namun menggunakan ajaran Toyotomi Hideyoshi, yang kita bisa lihat bila kita membaca novel Taiko (2012).

Novel Taiko ini merupakan novel sejarah tentang kehidupan Shogun Toyotomi Hideyoshi (1537 -- 1598) yang mempersatukan Jepang setelah Nobunaga Oda (1534 -- 1582). 

Hideyoshi bisa mencapai puncak karier politiknya dengan menggunakan strategi dan taktik, main panjang. Sama seperti Bu Megawati yang hingga kini tetap bertahan dalam derasnya badai perpolitikan Indonesia, karena Bu Mega sendiri bermain panjang.

Untuk bisa bermain panjang, kita butuh hal yang oleh Bung Karno katakan sebagai "kesabaran revolusioner" dan Bu Mega sendiri selama ini memiliki "kesabaran revolusioner." Soal kesabaran revolusioner ini pernah ditegaskan oleh Bu Mega sendiri ketika membuka Kongres PDIP di Bali pada tahun 2015.

Rupanya kesabaran revolusioner ini kembali berbuah pada Pemilu 2024 ini, PDIP tampil sebagai pemenang pemilu. Menurut UUD MD3, PDIP berhak menjadi Ketua DPR RI dan di sini PDIP memiliki bargaining position terhadap pemerintahan Prabowo -- Gibran. Setidaknya kalau dalam pertandingan sepakbola, skor kali ini 2-1, sekalipun kalah bukan kalah telak.

3. Terjadinya split-ticket voting (konstituen partai memilih yang berbeda dengan yang diusung oleh partainya) di antara para pemilih PDIP.

Hal yang tidak diprediksi sebelumnya oleh barisan pengusung Prabowo -- Gibran, bahkan juga oleh koalisi Ganjar -- Mahfud, rupanya terdapat split-ticket voting yang cukup besar sekitar 33% pemilih PDIP memilih Prabowo -- Gibran. Meski terdengarnya positif untuk hasil elektoral pilpres Prabowo -- Gibran, namun tidak secara pileg untuk Prabowo -- Gibran.

Seandainya 33% suara ini memilih parpol pengusung Prabowo -- Gibran, bisa jadi bukan PDIP yang menang di DPR RI. Paling tidak di sini kita bisa melihat bahwa PDIP mampu menjaga loyalitas konstituennya agar tetap memilih PDIP.

4. Kerja caleg-caleg PDIP yang mumpuni dalam menjaga basis pemilihnya dan juga loyalitas pemilih PDIP.

Para caleg dari PDIP banyak melakukan kampanye dan kerja-kerja politik untuk mempertahankan suara mereka dan loyalitas pemilih mereka, terutama di waktu-waktu yang krusial yang hari-hari sebelum masa kampanye berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun