Mohon tunggu...
Media Informatif
Media Informatif Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Media informatif berisi artikel yang bersifat memberitahukan kepada khakayak ramai

Media informatif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Final Revenge"

24 Oktober 2018   14:54 Diperbarui: 24 Oktober 2018   15:32 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture : Forums.cubebrush.co

Aku melihat mereka mati di tangan para bedebah itu.

Tangisan pada saat itu masih teringat di dalam memori.

Andai saja waktu itu aku punya kekuatan, mungkin hal itu bisa terhindari.

Apa daya, aku dan adikku masih kecil pada saat itu. Kami hanya bisa menangis.

Sekarang kami hanya menyimpan dendam abadi atas kematian orangtua kami berdua.

Dendam ini bukan main-main dan bukan berasal dari kebencian oleh kegelapan.

Dendam ini hanya untuk keadilan. Tapi, tetap saja dendam ini untuk membunuh raja Onikage otak biang keladi yang menghilangkan nyawa orangtua kami.

Hari ini aku dan Oriko berlatih teknik ninja bersama kakek yang kebetulan adalah ketua clan azuma.

Clan ninja terkuat pada masanya. Tapi raja Onikage sangat membenci clan kami karena iri dengan kehebatan alami clan azuma.

Kakek mengajarkan ninjutsu agar kami bisa menjaga diri dari bahaya. Semisal kakek sudah tidak ada lagi setidaknya ilmu ninjutsu tetap ada secara turun menurun demi menjaga nama baik clan azuma.

"Dengar, Rikimaru dan Oriko! Gunakan ninjutsu ini untuk membela diri, bukan untuk menyakiti orang lain apalagi membunuh. Ingat itu!"

Aku dan Oriko hanya diam saja mendengar ucapan kakek.

Karena tujuan kami adalah membunuh raja Onikage.

Memang betul apa yang dikatakan kakek. Tapi aku dan Oriko ingin membalas perbuatan mereka terhadap ayah dan ibu.

Lambat laun kami bertumbuh dengan waktu dan sudah menguasai teknik-teknik ninjutsu.

Ketika aku dan Oriko berlatih di gunung, kami menerima pesan dari burung bahwa kediaman kami sedang diserang.

Dan kakek pun akhirnya meninggal dibunuh pasukan dari raja Onikage. Terlihat bendera kerajaan Onikage tertancap tepat di dada kakekku.

Semua warga clan azuma telah mati dan yang tersisa hanya aku dan Oriko.

Dendam ini semakin membara. Kami berlatih terus setiap harinya mempersiapkan diri kami untuk membunuh raja Onikage.

"Kakak, tak sengaja aku mendengar pembicaraan para petani katanya raja Onikage sedang jatuh sakit."

"Ini kesempatan kita Oriko, kita pasti membalaskan dendam kita."

"Tapi kak? apakah tidak apa-apa jika kita melanggar apa yang dikatakan kakek?"

"Dengar Oriko, kesempatan hanya datang sekali. Kau sayang ayah,ibu dan kakek bukan? Inilah saat kita untuk memberi pelajaran kepada mereka."

Pada saat itu juga kami menyiapkan segala perlengkapan ninja untuk melihat kondisi raja Onikage secara diam-diam.

BACA JUGA : Inilah 6 Fakta Menarik Seputar Mobile Legends

Tepat di ruangannya, kami mendengar semua percakapan raja Onikage dengan panglima perang lainnya bahwa ia ingin dipanggilkan tabib yang katanya hebat dari luar kerajaan. Mendengar percakapan itu aku dan Oriko mengikuti sejumlah pasukan kerajaan yang akan menjemput tabib tersebut.

Tabib pun dijemput dari kediamannya. Di tengah perjalan mereka kembali ke kerajaan bersama tabib tersebut, aku dan Oriko membunuh semua pasukan kerajaan tersebut kecuali si tabib.

"Dengar tabib, aku punya rencana untuk membunuh raja Onikage. Apakah kau bisa membantuku untuk menaruh racun pada ramuan obatmu? Jika kau bersedia aku tidak akan membunuhmu."

"Aku tidak akan melakukan hal keji seperti itu terhadap raja Onikage! Bunuh saja aku daripada harus melakukan kejahatan."

Tanpa basa basi Oriko langsung menebas kepala tabib tersebut hingga putus dan jatuh ke tanah.

"Raja sialan itu telah membunuh ayah dan ibuku." Ucap Oriko sambil menundukkan kepalanya setelah menebas leher tabib tersebut.

"Oriko! Kakak tidak memerintahkanmu untuk membunuhnya sekarang!"

"Setidaknya raja Onikage akan mati secara perlahan menunggu tabibnya yang tak kunjung datang, kak."

Apa yang dikatakan Oriko ada benarnya. Akhirnya kami kembali ke kerajaan untuk memantau kondisi raja Onikage.

Malam telah tiba dan mungkin saja raja Onikage telah tidur. Mungkin ini adalah kesempatan yang bagus untuk membunuhnya.

Secara diam-diam kami menyelinap masuk ke dalam kediaman raja Onikage dan masuk lewat jendela tanpa ada bunyi sedikitpun. Aku dan Oriko membunuh semua penjaga di sekitar kamarnya satu persatu secara diam-diam.

Akhirnya kami masuk ke dalam kamarnya.

"Ayo kita balaskan dendam kita Oriko!"

 -Bersambung-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun