[caption id="attachment_350591" align="alignright" width="366" caption="Rumah nelayan (doc. pribadi)"]
![1414549411194860617](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1414549411194860617.jpg?t=o&v=300?t=o&v=555)
Tidak jelas apakah mereka memilki tanah di daratan, karena sangat disayangkan, dengan semakin berkembang jumlah penduduk lahan-lahan kosong semakin menyempit. Dikhawatirkan mereka akan semakin tersingkir dan menjadi semakin miskin serta menjadi penyewa di tengah luasnya bentangan tanah mereka sendiri.
[caption id="attachment_350593" align="alignleft" width="339" caption="Bengkel las (doc. pribadi)"]
![14145496641475091634](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14145496641475091634.jpg?t=o&v=300?t=o&v=555)
Inilah sisi kecil kehidupan masyarakat Buntok, jika anda suka jalan-jalan menikmati keasrian dan kealamian sebuah pedesaan, sangat sayang kalau dilewatkan. Terdapat empat hotel melati dengan kisaran harga 100 - 250 ribu per hari, sudah ber AC, bahkan di Hotel Anna tempat saya menginap, waktu check out bisa dinego
[caption id="attachment_350594" align="alignright" width="340" caption="Terminal (doc. pribadi)"]
![14145497511815206217](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14145497511815206217.jpg?t=o&v=300?t=o&v=555)
hingga pukul empat sore. Harga makanan murah, ikan bakar atau goreng plus lalapan hanya 15 ribuan.
Terlalu sedikit untuk menjelaskan banyak hal, namun setidaknya cukup menjadi referensi khazanah keindahan alam Indonesia.
http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI