Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pajak Rokok Elektrik dan Misleading Statement tentang Rokok Elektrik

8 Februari 2024   10:07 Diperbarui: 9 Februari 2024   03:52 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. (Dok Shutterstock via Kompa.com)

Namun ada atau tidaknya nikotin dalam rokok elektrik, sama-sama memiliki risiko karena pada dasarnya bahan-bahan kimia dalam rokok elektrik berbahaya bagi kesehatan tubuh. 

Selain memiliki efek adiktif, senyawa nikotin dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan otak bagi pengguna yang masih berusia muda jika digunakan dalam jangka panjang, berbahaya bagi kesehatan ibu hamil, dan bersifat toksik bagi janin di dalam kandungan. 

Tak hanya itu, zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok elektrik juga bersifat karsinogenik (memicu kanker). Dan selain efek berbahaya dari zat yang dikandungnya, rokok elektrik yang juga memiliki baterai dapat berisiko meledak saat digunakan akibat penggunaan yang tidak tepat. 

Rokok elektrik tidak hanya membahayakan penggunanya tetapi juga membahayakan non-user di sekitarnya.

Rokok elektrik sebagai pengganti rokok dan dapat membantu berhenti merokok

Nikotin dalam rokok tembakau maupun rokok elektrik bekerja dengan cara menstimulasi reseptor nikotinik di dalam otak yang kemudian akan meningkatkan pelepasan neurotransmiter (senyawa kimia saraf) khususnya dopamin. 

Pelepasan dopamin dalam tubuh ini akan menimbulkan sensasi menyenangkan, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh. 

Selanjutnya jika paparan nikotin berulang dan semakin tinggi, toleransi terhadap nikotin juga akan semakin tinggi (neuroadaptasi). Dan jika hal ini tidak terpenuhi, akan menimbulkan gejala putus obat pada pengguna.

Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung teori bahwa rokok elektrik dapat membantu pengguna rokok tembakau untuk berhenti merokok.

Terapi farmakologi (penggunaan obat sebagai terapi) yang telah disetujui otoritas terkait dan memang terbukti secara ilmiah dapat membantu perokok berhenti merokok adalah dengan menggunakan Nicotine Replacement Therapy (NRT). Sudah banyak jurnal-jurnal penelitian ilmiah yang menunjukkan keamanan dan efektivitas NRT. 

Dikutip dari salah satu jurnal, bahwa NRT meningkatkan keberhasilan berhenti merokok sebanyak 50 - 70%. Tentunya keberhasilan Nicotine Replacement Therapy ini juga ditentukan oleh seberapa besar keinginan dan motivasi perokok untuk berhenti merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun