Sekilas tentang Rokok Elektrik
Sebagai pengingat, rokok elektrik merupakan seperangkat alat elektronik yang akan memanaskan cairan untuk memproduksi uap yang mengandung campuran partikel-partikel kecil zat kimia. Komposisi umum cairan rokok elektrik sendiri terdiri dari bahan-bahan kimia seperti benzene, propilen glikol atau gliserin sebagai pelarut, dan diacetyl sebagai perisa (flavor) yang dapat dipilih sesuai selera pengguna.Â
Rokok elektrik dapat mengandung garam nikotin yang memiliki efek adiktif (electronic nicotine delivery system/ENDS) atau tidak mengandung nikotin (electronic non-nicotine delivery system/ENNDS).
Beberapa tipe rokok elektronik misalnya:
1. Jenis Pen (berbentuk seperti pulpen dan terdiri dari 2 tipe yakni Atomizer dan Cartomizer)
2. Jenis Portable (bentuk lebih besar dari jenis pulpen, namun cairan vaporizer tidak langsung kontak dengan elemen pemanas sehingga rasa yang dihasilkan lebih baik namun asap lebih sedikit)
3. Jenis desktop (ukurannya lebih besar daripada kedua jenis lainnya sehingga tidak praktis dibawa kemana-mana, serta membutuhkan pasokan energi yang lebih stabil agar berfungsi dengan baik.
Misleading Statement Tentang Rokok Elektrik
Berbagai iklan maupun media promosi banyak yang seolah-olah membenarkan rokok elektrik adalah cara yang lebih aman untuk bisa berhenti merokok. Dua statement yang menurut saya cukup menyebabkan misleading pada masyarakat terkait rokok elektrik misalnya:
Rokok elektrik lebih aman daripada rokok tembakau
Rokok elektrik memang tidak mengandung tar seperti pada rokok tembakau. Serta dapat mengandung nikotin atau tidak. Kandungan nikotin dalam rokok elektrik bervariasi, mulai dari 0-34 mg/ml. Tapi tidak jarang ditemukan ketidaksesuaian kandungan nikotin yang tercantum dalam label dan kandungan sebenarnya.