Ada alasan mengapa penumpang dilarang makan dan minum di dalam gerbong KRL, yakni untuk menghindari gerbong menjadi kotor karena remahan makanan / tumpahan minuman / sampah.
Tapi ada saja penumpang yang cuek dan terang-terangan nyampah di dalam gerbong. Hal ini jelas akan membuat penumpang lain merasa tidak nyaman. Meskipun di dalam gerbong ada petugas kebersihan yang selalu membersihkan gerbong menjelang tiba di stasiun akhir, alangkah baiknya jika para penumpang KRL juga turut menjaga kebersihan gerbong.
5. Mencuri hingga Berbuat Asusila
Dua kelakuan minus ini seringkali dijumpai justru di saat jam sibuk. Jujur saya tak habis pikir bahwa si pelaku seberani itu mengambil risiko diamuk massa akibat melancarkan aksinya.
Maka tak heran Pak Masinis selalu memberikan peringatan melalui mikrofon supaya penumpang selalu waspada terhadap barang bawaan atau orang-orang yang mencurigakan, terutama disaat kondisi gerbong padat penumpang.
Untungnya sampai saat ini saya tidak pernah (dan semoga tidak akan) menemui orang yang melakukan kedua hal ini.
Pentingnya Ketertiban & Toleransi di Transportasi Publik
Well, kewajiban menjaga ketertiban & bertoleransi tidak hanya di KRL, tapi juga transportasi publik lainnya. Setiap penumpang wajib mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh pengelola transportasi publik. Semua aturan itu tentunya untuk kenyamanan dan keamanan bersama.
Kita sering mengeluhkan bahwa transportasi publik kurang nyaman sehingga sampai saat ini masih banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Ujung-ujungnya, banyaknya volume kendaraan dijadikan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kemacetan dan polusi udara.
Sebelum kita berkoar-koar soal transportasi publik yang tidak nyaman, sudahkah kita bercermin apakah kita telah menjadi penumpang yang tertib sehingga membuat orang lain ikut merasa nyaman saat menggunakan tranpsortasi publik?
Cherio!