Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ritual Thudong, Kesan dan Pesan yang Bisa Dipetik

1 Juni 2023   16:36 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:14 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelepasan para biksu di kantor Kementerian Agama RI (Sumber gambar: kompas.com - Kristian Erdianto)

Diperlukan stamina, mental, komitmen, dan kedisiplinan yang benar-benar kuat dan bukan kaleng-kaleng untuk bisa menyelesaikan misi ini. Tentunya ada banyak godaan yang bisa membuat peserta Thudong ini menyerah. Lelah, lapar, dan haus sudah pasti dirasakan. Belum lagi perubahan cuaca seperti panas-terik, hujan, berangin, dan lainnya. Tapi nyatanya para biksu ini berhasil menyelesaikan ritual Thudong dengan selamat dan sehat.

2. Toleransi Umat Beragama

Dalam perjalanan mereka para biksu membawa 3 bendera yaitu Bendera Indonesia, Bendera Buddhis, dan Bendera Dammacakka. Ketiga bendera ini tentunya punya makna tersendiri. Bendera Indonesia sebagai penghormatan kepada Indonesia sebagai tempat tujuan mereka yakni Candi Borobudur, sekaligus penghormatan kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan dukungan dan apresiasi tanpa memandang agama. Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Sementara itu Bendera Buddhis yang terdiri dari lima warna memiliki makna simbolis yaitu, biru (melambangkan kebenaran, kesempurnaan, dan kedamaian), kuning (penghargaan, keluhuran, dan kemuliaan), merah (keberanian, kekuatan, dan keberhasilan), putih (kemurnian, kebersihan dan kebijaksanaan), serta jingga (melambangkan kebijaksanaan Buddha).

Terakhir, Bendera Dammacakka dengan lambang Roda Dharma yang berarti ajaran atau aturan untuk berkelakuan baik.

Biksu Thudong sampai di Kota Semarang (Sumber gambar: kompas.com - Muchammad Dafi Yusuf)
Biksu Thudong sampai di Kota Semarang (Sumber gambar: kompas.com - Muchammad Dafi Yusuf)

3. Berbagi itu Indah

Dari yang saya amati di media-media sosial, dimanapun para biksu ini tiba, selalu ada umat maupun warga setempat yang bahkan bukan umat Buddha, yang hadir memberikan dukungan baik moral maupun materil untuk mereka. Bahkan saat mereka tiba di Indonesia dan kota-kota yang mereka singgahi, para bhante ini disambut meriah dan diundang untuk menginap di rumah warga yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa misi persaudaraan dan perdamaian yang mereka usung selama perjalanan tercapai dengan baik. Warga Indonesia memang terkenal ramah-ramah bukan?

Tema Waisak tahun 2023 ini adalah "Aktualisasikan Ajaran Buddha Dharma di dalam Kehidupan Sehari-hari" dengan subtema "Momentum Waisak Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta Perdamaian Dunia." Kini Candi Borobudur pastinya sudah disiapkan untuk perayaan Trisuci Waisak hari Minggu nanti. Pembaca sekalian ada yang ikut perayaan Waisak atau Festival Lampion di Candi Borobudur? Ditunggu ceritanya ya!

Selamat datang di Indonesia untuk para bhante dan selamat menyambut Hari Raya Trisuci Waisak 2567 BE untuk pembaca sekalian yang merayakan, semoga semua makhluk berbahagia.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun