Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

[Resensi] Kisah Perjuangan Empat Sahabat untuk Memiliki Rumah di "Home Sweet Loan"

11 Maret 2023   14:12 Diperbarui: 11 Maret 2023   20:26 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumentasi pribadi)

Berbeda dengan mereka yang masih tinggal dengan orangtua/mertua tentu ada beberapa komponen pengeluaran yang bisa ditekan dan akan lebih mudah untuk meminta bantuan saat kesulitan.

Tapi perlu diingat, saat tinggal dengan orangtua/mertua bukan berarti malah menjadi keenakan menerima bantuan, apalagi sampai merepotkan anggota keluarga lain. Hal ini hanya akan menimbulkan konflik dengan anggota keluarga lainnya dan tidak membawa perkembangan pada keluarga itu sendiri.

Cinta juga butuh usaha dari kedua belah pihak

Dikisahkan juga bahwa Kaluna sudah memiliki pacar yang meskipun baik, tapi sebetulnya hanya mementingkan dirinya sendiri dan gengsi keluarganya. 

Kaluna berusaha sekuat tenaga supaya bisa disukai oleh keluarga kekasihnya hingga rela mengorbankan tabungannya untuk membeli kado setiap kali ibu kekasihnya ulang tahun.

Namun usaha Kaluna seakan-akan tak ada artinya karena kekasihnya sendiri tidak memperjuangkan Kaluna di depan orangtuanya. Bahkan terang-terangan menuntut Kaluna untuk setuju mengadakan pesta pernikahan mewah di saat Kaluna sendiri memiliki kondisi ekonomi yang pas-pasan dan berjuang menabung untuk membeli rumah.

Well, cinta memang butuh usaha dan perjuangan kedua belah pihak. Tapi jika hanya salah satu pihak yang berusaha, itu mah namanya jualan. Untuk apa dipertahankan, ye kan?

Rekomendasi

Well, novel Home Sweet Loan ini sungguh mengingatkan saya pada diri saya beberapa tahun yang lalu ketika saya baru saja diterima bekerja. Saat itu saya sudah memiliki mimpi untuk bisa punya rumah sendiri. Dengan demikian jika sudah saatnya berkeluarga, saya tidak perlu merepotkan kedua orangtua saya.

Meski tidak persis sama, saya juga pernah berada di posisi Kaluna saat sedang bersusah payah menabung untuk membeli rumah. Mengorbankan ego saya untuk hura-hura dengan teman-teman demi bisa mengumpulkan biaya DP rumah. Dan puji Tuhan mimpi saya terwujud.

Penulis Almira Bastari sangat apik dalam merangkai kisah empat sahabat ini. Lengkap dengan konflik-konflik yang sebetulnya seringkali kita temui di dunia nyata, sehingga pembacanya bisa merasa begitu relate. Mulai dari soal pergumulan pribadi, persahabatan, cinta, dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun