3. Mencantumkan klaim berlebihan pada kemasan
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa efikasi OBA seharusnya tidak instan seperti obat kimia modern. Jadi kalau kita sampai menemukan produk OBA dengan klaim khasiat yang berlebihan, kita patut curiga bahwa produk tersebut mengandung BKO.
Contoh klaim berlebihan misalnya, "Ampuh menyembuhkan Covid19 dalam waktu 1 minggu", "Mampu menurunkan berat badan hingga 10kg dalam waktu 2 bulan", dan lainnya.
4. Menampilkan gambar/desain vulgar pada kemasan
Ciri ini biasanya akan kita temui pada produk yang berkhasiat untuk meningkatkan stamina pria. Tujuannya tak lain untuk menimbulkan kesan khasiat produk yang 'tokcer' sehingga menarik perhatian konsumen.
Di Indonesia, ada regulasi tersendiri yang mengatur desain kemasan produk obat supaya tidak menimbulkan mispersepsi di masyarakat.
Oleh sebab itu jika menemukan produk dengan desain kemasan semacam ini, kita juga patut curiga.
5. Merasakan efek yang tidak diinginkan yang mengganggu/serius setelah penggunaan
Jika setelah minum produk OBA kita merasakan beberapa efek samping seperti yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya hentikan konsumsi produk. Dan bila gejala terus berlanjut, sebaiknya hubungi dokter dengan menunjukkan kemasan produk tersebut.
Bijak dan Cerdas Menggunakan Obat Bahan Alam
Perlu peran dan kerja sama yang sinergis dari berbagai pihak yakni regulator, produsen, distributor, hingga masyarakat sendiri untuk memberantas peredaran produk OBA yang mengandung BKO.