Namun sayangnya juga, sering disertai mispersepsi bahwa obat bahan alam (OBA) memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan obat kimia modern. Dan ternyata tidak sedikit juga masyarakat yang tetap mengharapkan efikasi/khasiat OBA yang sama cepatnya dengan obat kimia modern.
Jika tidak ada demand/permintaan, maka tidak akan ada penawaran. Dan masalah berikutnya adalah, ternyata masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memproduksi OBA ini dan mencampurnya dengan BKO (Bahan Kimia Obat). Ibaratnya alaminya dapat, khasiatnya cepat, penjualan pun meningkat.
Obat Bahan Alam tapi efeknya kok 'cespleng'?
Sebelumnya saya sudah pernah beberapa kali menulis artikel tentang obat tradisional. Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 17 tahun 2023, obat bahan alam adalah bahan, ramuan bahan, atau produk yang berasal dari sumber daya alam berupa tumbuhan, hewan, jasad renik, mineral, atau bahan lain dari sumber daya alam, atau campuran dari bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun atau sudah dibuktikan berkhasiat, aman, dan bermutu, digunakan untuk pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan/atau pemulihan kesehatan berdasarkan pembuktian secara empiris dan/atau ilmiah.
Obat bahan alam sendiri dibagi menjadi tiga kategori yakni Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka. Bedanya apa, bisa baca di sini ya.
Nah, dari definisi di atas sudah jelas bahwa komposisi obat bahan alam tidak boleh mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). BKO yang dimaksud di sini adalah senyawa aktif yang diperoleh dari hasil sintesis senyawa kimia.
Selain BKO, obat bahan alam juga tidak boleh mengandung narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP), serta bahan tumbuhan atau hewan yang dilindungi.
Beberapa contoh BKO yang sering kedapatan terkandung dalam produk obat bahan alam misalnya:
1. Parasetamol, Fenilbutason, Antalgin, dan Deksametason pada produk OBA untuk pegal linu;
2. Sildenafil Sitrat pada produk OBA untuk penambah stamina pria;
3. Efedrin dan Pseudoefedrin HCl pada produk OBA dengan klaim untuk menyembuhkan dan mencegah Covid-19;