Sebagai informasi, Canang Sari merupakan perlengkapan (upakara) umat Hindu yang umumnya digunakan sebagai persembahan (banten) harian. Pembaca yang pernah mengunjungi Bali, pasti sering melihatnya diletakkan di depan rumah atau di salah satu sudut pura.
Canang Sari umumnya terbuat dari anyaman daun kelapa berbentuk segi empat yang berisi beras; porosan (terbuat dari daun sirih, kapur, dan gambir); jajan, tebu, dan pisang; Sampian uras; bunga; hingga minyak wangi. Masing-masing simbol ini tentunya memiliki makna tersendiri.
Awalnya kedua ibu tersebut menawarkan saya untuk menyewa kain penutup/sarung, tapi saya bilang bahwa saya sudah membawa kain sendiri. Tak menyerah, mereka pun meminta saya membeli Canang Sari. Dan saya pun kembali menolak karena tujuan saya ke pura hanya sebagai wisatawan saja, tidak untuk sembahyang.
Sebelumnya saya memang sudah diingatkan oleh teman yang pernah ke Besakih. Turis tidak diwajibkan untuk membawa Canang Sari jika hanya ingin berkunjung.
Kain pun sebetulnya sudah disediakan oleh pihak pengelola pura untuk dipinjamkan kepada pengunjung, dan sudah termasuk dalam tiket masuk seharga dua puluh lima ribu rupiah per orang. Jadi tidak masalah juga kalau tidak bawa kain sendiri.
Singkat kata, kedua ibu tadi mulai memaksa saya (dengan nada agak marah) untuk membeli Canang Sari, dengan dalih bahwa Canang Sari wajib untuk diletakkan di dalam pura oleh semua pengunjung, baik yang bertujuan untuk sembahyang maupun hanya sekadar berkunjung.
Namun karena saat itu jarak ke gerbang masuk pura lumayan jauh, saya tidak dapat memastikan kebenaran perkataan ibu-ibu tadi.
Akhirnya dengan rasa terpaksa bercampur kesal, saya pun menyerahkan empat puluh ribu rupiah untuk dua Canang Sari, lengkap dengan dupanya.
Dalam hati saya menghibur diri bahwa karena ini adalah pertama kalinya saya datang ke pura (tempat ibadah), tidak ada salahnya saya beramal. Bisa jadi juga, karena penjualan mereka turun drastis selama pandemi, mau tak mau mereka menggunakan jurus paksaan tersebut kepada pengunjung. Jadi daripada saya ribut-ribut, ya sudahlah saya mengalah saja.
Dan benar saja, tiket masuk yang kami beli sudah termasuk pinjaman kain penutup yang dapat kami kenakan selama berkeliling di pura dan jasa tour guide. Dan tentunya kami juga tidak perlu meletakkan Canang Sari seperti yang dikatakan ibu-ibu tadi.