Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pertama Kali ke Pura Besakih, Dipaksa Beli Canang Sari

3 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 3 Juni 2022   20:01 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di salah satu sudut Pura Besakih (Dokumentasi pribadi)

Sebagai informasi, Canang Sari merupakan perlengkapan (upakara) umat Hindu yang umumnya digunakan sebagai persembahan (banten) harian. Pembaca yang pernah mengunjungi Bali, pasti sering melihatnya diletakkan di depan rumah atau di salah satu sudut pura.

Canang Sari umumnya terbuat dari anyaman daun kelapa berbentuk segi empat yang berisi beras; porosan (terbuat dari daun sirih, kapur, dan gambir); jajan, tebu, dan pisang; Sampian uras; bunga; hingga minyak wangi. Masing-masing simbol ini tentunya memiliki makna tersendiri.

Awalnya kedua ibu tersebut menawarkan saya untuk menyewa kain penutup/sarung, tapi saya bilang bahwa saya sudah membawa kain sendiri. Tak menyerah, mereka pun meminta saya membeli Canang Sari. Dan saya pun kembali menolak karena tujuan saya ke pura hanya sebagai wisatawan saja, tidak untuk sembahyang.

Sebelumnya saya memang sudah diingatkan oleh teman yang pernah ke Besakih. Turis tidak diwajibkan untuk membawa Canang Sari jika hanya ingin berkunjung.

Canang Sari (Dokumentasi pribadi)
Canang Sari (Dokumentasi pribadi)

Kain pun sebetulnya sudah disediakan oleh pihak pengelola pura untuk dipinjamkan kepada pengunjung, dan sudah termasuk dalam tiket masuk seharga dua puluh lima ribu rupiah per orang. Jadi tidak masalah juga kalau tidak bawa kain sendiri.

Singkat kata, kedua ibu tadi mulai memaksa saya (dengan nada agak marah) untuk membeli Canang Sari, dengan dalih bahwa Canang Sari wajib untuk diletakkan di dalam pura oleh semua pengunjung, baik yang bertujuan untuk sembahyang maupun hanya sekadar berkunjung.

Namun karena saat itu jarak ke gerbang masuk pura lumayan jauh, saya tidak dapat memastikan kebenaran perkataan ibu-ibu tadi.

Akhirnya dengan rasa terpaksa bercampur kesal, saya pun menyerahkan empat puluh ribu rupiah untuk dua Canang Sari, lengkap dengan dupanya.

Dalam hati saya menghibur diri bahwa karena ini adalah pertama kalinya saya datang ke pura (tempat ibadah), tidak ada salahnya saya beramal. Bisa jadi juga, karena penjualan mereka turun drastis selama pandemi, mau tak mau mereka menggunakan jurus paksaan tersebut kepada pengunjung. Jadi daripada saya ribut-ribut, ya sudahlah saya mengalah saja.

Dan benar saja, tiket masuk yang kami beli sudah termasuk pinjaman kain penutup yang dapat kami kenakan selama berkeliling di pura dan jasa tour guide. Dan tentunya kami juga tidak perlu meletakkan Canang Sari seperti yang dikatakan ibu-ibu tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun