terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Berdasarkan definisi di atas, ada dua poin penting yang perlu kita ingat. Pertama, produk kosmetik tidak boleh mengklaim seolah-olah mengobati atau mencegah penyakit. Kedua, produk yang digunakan secara oral, injeksi, atau bersentuhan dengan bagian lain dari tubuh manusia seperti membran mukosa hidung atau organ genital bagian dalam, bukanlah produk kosmetika.
Selain itu, bisa dikatakan jumlah bahan baku kosmetik sangat banyak dan bervariasi. Namun paling tidak ada beberapa bahan baku penting yang digunakan untuk memproduksi kosmetik, antara lain:
1. Bahan Dasar
Umumnya memiliki jumlah/volume paling besar dibandingkan bahan lainnya. Contoh a) Air atau campurannya; b) Vaselin atau campurannya; c) Talkum atau campurannya; d) Alkohol atau campurannya.
2. Bahan Aktif
Merupakan bahan yang memiliki daya kerja yang diunggulkan, misal bahan aktif dalam produk pembersih muka.
3. Stabilizer
Merupakan bahan yang digunakan untuk menjaga agar produk kosmetik tetap stabil baik dalam hal bentuk fisik, warna, dan bau. Beberapa contoh diantaranya:
- Emulgator yang digunakan agar bahan-bahan tercampur merata (Lanolin, Gliserin, Alkohol, Wax/Malam, Gliceryl).
- Preservative/Pengawet yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan perubahan warna dan bau, terutama produk yang mengandung banyak minyak. Contohnya Methyl Paraben (Nipagin), Propyl Paraben (Nipasol), Asam Benzoat, Formaldehid, dan Nipabutil.
- Antioksidan
Produk kosmetik juga rentan teroksidasi sehingga menyebabkan perubahan warna dan bentuk. Zat antioksidan diperlukan untuk mencegah hal tersebut, dengan syarat tidak berbau dan berwarna, tidak toksik, dan tidak mudah berubah untuk waktu yang lama.
4. Coloring (Pewarna)