Bahaya Food Fraud dan Tantangan dalam Mendeteksinya
Sesuai definisi di atas, motivasi pelaku usaha makanan untuk melakukan Food Fraud adalah untuk memperoleh keuntungan (profit). Ibaratnya dengan modal yang sekecil-kecilnya berusaha mendapat keuntungan yang maksimal.Â
Yah sesuai prinsip ekonomi sih, tapi karena motivasinya hanya keuntungan semata, pelaku mengorbankan kualitas produk itu sendiri dan menipu konsumennya.
Dengan demikian, konsumen pasti akan dirugikan secara ekonomi. Membayar harga yang mahal untuk produk makanan yang berkualitas rendah. Tidak hanya dari sisi ekonomi, Food Fraud dengan memasukkan bahan-bahan yang dilarang ke dalam produk pangan juga sangat berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.
Masalahnya cara untuk mendeteksi dan mencegah Food Fraud ini juga tidak gampang. Ada beberapa alasan diantaranya:
1. Pemahaman Food Fraud oleh masyarakat masih kurang
Coba kalian tanya beberapa orang yang kalian kenal, berapa banyak yang paham apa itu Food Fraud? Kalau pelaku usaha besar mungkin sudah memiliki sistem jaminan mutu untuk pangan yang dihasilkan/dijual.Â
Tapi kalau pelaku usaha mikro belum tentu. Kurangnya pemahaman Food Fraud berpotensi membuat si pelaku tidak menyadari bahwa tindakannya salah dan melanggar aturan, atau membuat konsumen tidak aware sehingga ia bisa menjadi korban Food Fraud bila tidak hati-hati dalam memilih produk pangan yang dibeli. Â
2. Konsumen sulit mendeteksi Food Fraud secara langsung