Kita harus pintar-pintar memilih topik apa yang dibahas. Akan lebih baik jika topik tersebut merupakan isu terkini, unik, atau minimal berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan demikian pembaca akan merasakan adanya bonding (ikatan) dan merasa nyambung dengan isi artikel.
Selain topik, jangan lupa tetapkan judul yang singkat, jelas, dan menarik, tapi usahakan jangan sekadar clickbait.Â
Artikel yang isinya tidak sesuai ekspektasi pembaca ketika mereka begitu tertarik dengan judulnya, hanya akan membuat pembaca berhenti di tengah-tengah artikel. Apalagi kalau isi artikelnya tidak nyambung. Sudah pasti pembaca akan kapok karena mereka merasa waktunya terbuang.Â
Jangan sampai muncul komentar seperti ini dari pembaca, "Ya ampun, gue kira isinya apa. Gak taunya gini doang? Nenek-nenek kayang juga tau."
2. Kumpulkan dan Cantumkan Referensi
Namanya juga artikel kesehatan, pastinya berhubungan dengan kesehatan manusia. Dan pastinya kesehatan manusia bukan untuk main-main apalagi bohong-bohongan.Â
Informasi kesehatan yang salah bisa menyebabkan chaos, dan menyebabkan pembaca salah memahami dan mengambil keputusan terkait kesehatannya.Â
Pada akhirnya kekeliruan ini berpotensi menyebabkan penyakit yang diderita tak kunjung sembuh atau bahkan tambah parah, hingga berakibat fatal (mengancam nyawa). Tentu kita tidak ingin artikel yang kita tulis merugikan pembacanya kan?
Untuk mencegah hal tersebut, penting bagi penulis untuk mengumpulkan berbagai macam referensi, membaca, memahami, dan memilah poin-poin yang akan digunakan untuk mendukung isi artikel yang akan ditulis.
Perlu diingat referensi-referensi ini juga tidak boleh asal ambil dari sumber yang tidak jelas. Referensi yang dimaksud bisa berasal dari literatur seperti buku standar, jurnal ilmiah, atau situs/website terpercaya (misal situs dari pihak regulator), bisa juga dari hasil wawancara dengan pakar-pakar terkait.
3. Gaya Bahasa Populer