Dunia kesehatan memang banyak menggunakan istilah teknis / ilmiah. Oleh sebab itu sebelum menulis artikel, penting untuk mengetahui target pembaca lebih dulu.
Jika pembaca umumnya memiliki background bidang pendidikan yang sama, penggunaan istilah teknis/ilmiah sebanyak apapun tidak masalah. Tapi jika artikel ditujukan kepada pembaca umum, ada baiknya penulis meminimalisir penggunaan istilah ilmiah dan menggunakan gaya bahasa yang lebih umum/populer supaya lebih mudah dipahami pembaca.Â
Meski demikian, jangan sampai upaya ini malah membuat isi artikel menyimpang atau pesan utamanya tidak tersampaikan dengan baik loh ya.
Selain gaya bahasa, usahakan menulis artikel dengan terstruktur dan jelas. Mulai dari pembuka, isi, hingga penutup. Jangan berputar-putar hanya supaya terkesan 'berisi'. Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah menangkap isi artikel.
4. Jangan Lupa Menyunting
Seperti halnya menulis artikel pada umumnya, penyuntingan adalah hal yang krusial sebelum kita meng-klik tombol 'publish' atau tayang. Meskipun Kompasiana memiliki fitur edit artikel yang sudah ditayangkan, saya tetap menganggap penyuntingan adalah langkah wajib terakhir yang harus dilakukan oleh penulis.
Saat menyunting, kita bisa memperbaiki kata-kata yang typo (salah ketik), memperbaiki kalimat supaya lebih efektif, menghapus atau menambah informasi tertentu, memasukkan hyperlink dan ilustrasi, dan lain sebagainya. Pasti rasanya gemas juga kan, kalau isi artikelnya serius tapi banyak typo-nya.
Tanggung Jawab Moral di Balik Setiap Tulisan
Well, dibandingkan artikel dengan topik lainnya yang saya tulis, jujur saya merasa lebih terbebani ketika menulis artikel tentang kesehatan.Â
Sesuai sumpah profesi saya, ada rasa tanggung jawab moral ketika menulis artikel tentang kesehatan. Meskipun mungkin masih ada banyak kekurangan dalam artikel saya, sebisa mungkin saya betul-betul berusaha memberikan informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, saya juga menganggap bahwa menulis adalah proses belajar yang berkelanjutan. Semakin tinggi jam terbang kita dalam menulis, maka perlahan-lahan kemampuan menulis kita akan terus meningkat. Baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.