Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi Buku] Menikmati "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier"

21 Oktober 2021   09:00 Diperbarui: 21 Oktober 2021   16:59 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier" | Dokumentasi pribadi

Meskipun kesetaraan gender dan emansipasi wanita telah digaungkan oleh R.A Kartini sejak zaman baheula, boleh dibilang saat ini masih saja ada pihak-pihak tertentu yang tidak sejalan, terutama dalam dunia kerja.

Hal tersebut karena tidka sedikit masyarakat Indonesia yang masih menganut budaya patriarki, di mana kaum pria lebih diutamakan dan ditonjolkan.

Oleh sebab itu, terkadang ketika posisi karier atau gaji yang diperoleh seorang wanita atau istri lebih tinggi dari pasangannya, justru membuat si wanita merasa was-was.

Mereka takut pasangannya merasa insecure dan berujung pada kehancuran hubungan mereka. Kondisi ini terkadang membuat wanita merasa terpaksa untuk memilih antara karier yang diimpikannya atau relasi dengan pasangannya.

Saya setuju dengan pendapat penulis, bahwa posisi karier atau pendapatan yang lebih tinggi yang dimiliki seorang wanita, bukan menjadi alasan bagi pasangannya untuk merasa insecure, terutama ketika wanita tetap menghargai pasangannya meskipun ia memiliki privilege tersebut.

Umumnya, memenuhi kebutuhan ekonomi mendasar, pendidikan anak, dan aktualisasi diri adalah landasan wanita dalam bekerja. Nah hanya pria yang berjiwa besar yang bisa merasa bangga dan mendukung pasangannya tersebut.

Pindah atau Tetap di Perusahaan yang Sama?

Suatu waktu, saya pernah mengalami momen dilema seperti ini. Saya sepakat dengan penulis, bahwa membuat keputusan dan memilih dalam kondisi seperti ini bukan sesuatu hal yang mudah. Apalagi ketika saya sudah lama bekerja dan berada pada zona nyaman.

Tapi tentu masing-masing memiliki alasan tersendiri jika ingin pindah perusahaan. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Plus-minus, hingga risiko-risiko yang mungkin akan timbul ke depannya.

Jangan sampai kita membuat keputusan dengan terburu-buru, dalam keadaan emosi, dan tanpa persiapan apapun. Rencanakan dengan baik, agar ketika memutuskan untuk pindah, justru membuat kita lebih maju dan berkembang.

Aku Tidak Suka dengan Atasanku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun