"Hanya pria dengan jiwa besar yang menerima istri dengan karier yang lebih baik, dan hanya pria luar biasa dengan jiwa besar yang akan bangga dan mendukung hal tersebut. Suamimu masuk kategori mana?" - Buku "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier".
Sebagai seorang karyawan, entah mereka yang berada di posisi senior atau junior, entah mereka yang menduduki jabatan penting atau berstatus karyawan biasa saja, pastilah pernah mengalami momen di mana mereka merasa bosan, hingga berujung pada demotivasi.
Apalagi, bagi mereka yang menjalani pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun.
Ya, saya termasuk di antaranya. Setelah selama 8 tahun bekerja, saya sempat beberapa kali mengalami demotivasi yakni hilangnya rasa semangat/dorongan/keinginan untuk melakukan sesuatu. Kayak mager (malas gerak) gitu.
Lalu kira-kira, apa sih penyebab karyawan mengalami demotivasi?
Well, faktor pemicunya bisa macam-macam. Bisa dari internal seperti burnout (kelelahan), sakit, dan sebagainya.
Bisa juga dari eksternal seperti kondisi keluarga yang tidak mendukung; rekan kerja/bawahan/atasan yang tidak cocok; lingkungan atau budaya kerja yang tidak sesuai; beban kerja/tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kompensasi yang didapat; kondisi perusahaan atau kondisi yang tidak stabil (misalnya pandemi), dan lainnya.
Ketika seorang karyawan mengalami demotivasi mereka akan cenderung tidak bersemangat, sulit fokus, tidak percaya diri, sehingga berujung pada penurunan performa kerja. Kalau sudah begini, pastinya si karyawan akan menerima teguran dari atasan.
Nah sebelum itu terjadi, ada baiknya kita bertukar pikiran dengan orang-orang terdekat yang bisa kita percaya untuk memperoleh masukan, sehingga kita bisa melihat mana hal-hal yang perlu diperbaiki supaya kita bisa kembali bersemangat.